Dalam dua kesempatan ini, Los Rojiblancos memang berhasil dibawanya ke babak final Copa Del Rey secara beruntun, tapi performa klub di liga Spanyol cenderung meragukan.
Pada kesempatan pertama, rival sekota Real Madrid memang bisa lolos dari jerat degradasi, tapi tidak di kesempatan kedua. Momen ini jadi satu titik nadir Atletico, sebelum akhirnya mulai bangkit sedekade terakhir bersama Diego Simeone, eks anak didik Antic di Atletico Madrid.
Kesempatan ketiga datang di pertengahan musim 2002-2003. Kala itu, Barcelona menunjuknya sebagai pelatih sementara, menggantikan Louis Van Gaal yang dipecat.
Di bawah komandonya, pemain muda seperti Victor Valdes dan Andres Iniesta diberi kesempatan lebih banyak di tim utama. Tak ketinggalan, Xavi Hernandez (yang kini menjadi pelatih Barcelona) juga disulapnya menjadi gelandang serang, posisi yang lalu identik dengan Xavi sepanjang karirnya.
Hasilnya, Barca yang tersesat di posisi ke 15 saat ia datang, sukses dibawanya finis di posisi keenam klasemen La Liga. Di Liga Champions, Blaugrana melaju sampai ke perempat final, sebelum akhirnya kalah dari Juventus (yang kemudian menjadi finalis) di babak perpanjangan waktu.
Meski tergolong sukses, Barcelona memilih untuk tidak mempermanenkannya sebagai pelatih tetap. Atas saran Johan Cruyff, presiden klub Joan Laporta menunjuk Frank Rijkaard sebagai penggantinya.
Meski berakhir kurang mengenakkan, Antic pergi dari Nou Camp dengan meninggalkan satu catatan unik. Dirinya menjadi pelatih pertama (dan masih satu-satunya) yang pernah melatih Real Madrid, Atletico Madrid, dan Barcelona.
Chelsea, dalam dua kesempatan berbeda. Kesempatan pertama datang di pertengahan musim 2008-2009, dan yang kedua datang di pertengahan musim 2015-2016.
Beralih ke Guus Hiddink, pelatih berpengalaman asal Belanda ini juga pernah menjadi pelatih sementara diDi kesempatan pertama, Hiddink datang ke Stamford Bridge sebagai pengganti Luiz Felipe Scolari yang dipecat akibat performa buruk tim. Eks pelatih PSV Eindhoven ini datang sebagai pelatih sementara sampai akhir musim.
Kala itu, sang meneer menjalani rangkap tugas, dengan menjadi pelatih Timnas Rusia. Situasi ini dimungkinkan atas persetujuan RFU (PSSI-nya Rusia) yang salah satu penyokong dananya adalah Roman Abramovich, yang notabene merupakan pemilik Chelsea.
Hasilnya, Si Biru sukses dibawanya finis di posisi papan atas klasemen Liga Inggris dan semifinal Liga Champions. Periode pertamanya di London berakhir manis, dengan torehan satu trofi Piala FA di akhir musim.