Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kiprah Unik Charles Rexach

27 November 2021   21:52 Diperbarui: 27 November 2021   22:01 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charles Rexach saat mendampingi Barcelona di Liga Champions musim 2001/2002 (as.com)

Dalam sepak bola, jabatan pelatih sementara biasanya dipegang seseorang dalam waktu singkat. Setidaknya, sampai ada pelatih definitif yang direkrut, atau musim kompetisi berakhir.

Dalam kasus tertentu, ada pelatih ad interim yang awalnya menampilkan kinerja bagus di awal. Alhasil, klub lalu mempermanenkannya sebagai pelatih.

Sayangnya, setelah menjadi pelatih tetap, kinerja sang pelatih justru melempem, sebelum akhirnya dipecat. Di Liga Inggris, kasus ini antara lain terjadi pada Craig Shakespeare (Leicester City, 2017) dan yang paling gres Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United 2018-2021).

Berangkat dari situlah, tak banyak orang memegang jabatan "caretaker" ini lebih dari sekali, apalagi di klub besar. Tapi, kasus unik pernah terjadi di Barcelona. Barcelona pernah punya sosok "spesialis caretaker" dalam diri Charles Rexach.

Sejak masih jadi pemain, sosok kelahiran tahun 1947 ini memang sudah lekat dengan Barcelona. Sejak masuk akademi klub di tahun 1959, ia tak pernah pindah klub, kecuali saat dipinjamkan ke CD Condal (1965-1967), klub lokal kota Barcelona yang bubar pada tahun 1970, dan menjadi Tim Barcelona B setelah merger dengan Athletic Catalunya.

Sepanjang karirnya, mantan pemain sayap ini bermain di Barcelona antara tahun 1965-1981, dan sempat menjadi top skorer La Liga Spanyol musim 1970-1971, berkat 17 gol yang dicetaknya.

Anggota skuad Timnas Spanyol di Piala Dunia 1978 ini juga sempat meraih sepasang trofi Piala Fairs dan satu trofi Piala Winner, atau setara dengan Liga Europa sekarang. Bersama Timnas Spanyol, sosok yang akrab disapa Carly ini tampil 15 kali dan mencetak dua gol.

Di Barcelona, Rexach sempat bermain bersama Johan Cruyff antara tahun 1973-1978. Keduanya bahu-membahu membawa Blaugrana meraih satu trofi La Liga Spanyol dan satu trofi Copa Del Rey.

Pertanyaannya, kapan kiprah unik Rexach sebagai "langganan pelatih interim" berlangsung?

Charles Rexach (kanan) saat menjadi asisten Johan Cruyff (kiri) di Barcelona (abc.es)
Charles Rexach (kanan) saat menjadi asisten Johan Cruyff (kiri) di Barcelona (abc.es)
Jawaban dari pertanyaan itu pertama kali terjadi pada akhir musim 1987-1988. Rexach yang kala itu bertugas menjadi asisten pelatih Luis Aragones, ditugaskan menjadi pelatih interim. Sebelumnya, ia bertugas di Tim B dan akademi Barcelona antara tahun 1983-1987.
Kala itu, meski sukses mengantarkan The Catalans juara Copa Del Rey, pelatih berjuluk El Sabio (Si Bijak) ini mundur karena menderita depresi. Terlepas dari itu, performa klub di liga juga jauh panggang dari api, karena finis di posisi keenam.

Situasi ini, ditambah insiden "pemberontakan" Hesperia Mutiny di musim panas 1988, membuat Barca melakukan perombakan besar-besaran. Selain menjual sejumlah pemain, Johan Cruyff juga didatangkan sebagai pelatih.

Di sini, Rexach masih dipertahankan sebagai asisten pelatih. Tapi, pada era kepelatihan The Prince (1988-1996) ia sempat dua kali bertugas (lagi) sebagai pelatih sementara Azulgrana.

Momen pertama terjadi pada akhir musim 1990-1991, tepatnya sejak bulan Februari tahun 1991. Kala itu, Cruyff harus beristirahat sejenak, karena menjalani operasi bypass jantung.

Operasi ini dilakukan, setelah sang legenda Belanda mengalami serangan jantung, akibat hobi merokoknya yang gila-gilaan sejak muda, dan tekanan berat sebagai pelatih Barcelona. Hobi merokoknya ini, kelak juga menjadi salah satu pemicu kematiannya pada tahun 2016, akibat terkena kanker paru-paru.

Meski bertugas sebagai pelatih sementara dalam keadaan darurat, periode ini berakhir menyenangkan, karena Pep Guardiola dkk berhasil dibawanya menjadi juara La Liga Spanyol musim 1990-1991. Tentunya, dengan dibantu arahan Cruyff dari balik layar.

Gelar ini menandai akhir dominasi Real Madrid selama lima tahun terakhir, dan menjadi gelar pertama dari empat gelar liga beruntun Barca bersama Cruyff. Sebuah rekor yang masih bertahan sampai sekarang.

Periode ini juga menandai awal mekarnya era "The Dream Team", yang memahkotai kesuksesan mereka dengan  gelar Liga Champions musim 1991/1992. Trofi Liga Champions pertama sepanjang sejarah klub.

Rexach lalu bertugas lagi sebagai pelatih sementara Barcelona, saat Cruyff dipecat pada bulan Mei 1996. Kala itu, penurunan performa klub, dan perselisihan sang meneer dengan petinggi klub membuat Rexach harus kembali bertugas di pinggir lapangan.

Di sini, Charles Rexach bertahan sampai Barca menunjuk Sir Bobby Robson sebagai pelatih Barcelona di musim panas 1996. Setelahnya, ia bertugas sebagai pencari bakat klub, peran yang sempat ditinggalkannya saat melatih Yokohama Flugels, klub Liga Jepang, pada tahun 1998.

Selesai sampai di situ?

Ternyata belum.

Charles Rexach sekali lagi bertugas sebagai pelatih sementara di penghujung musim 2000-2001. Kala itu, ia datang menggantikan posisi Lorenzo Serra Ferrer yang dipecat karena performa jeblok bersama tim Katalan.

Charles Rexach saat mendampingi Barcelona di Liga Champions musim 2001/2002 (as.com)
Charles Rexach saat mendampingi Barcelona di Liga Champions musim 2001/2002 (as.com)
Meski sekali lagi bertugas sebagai pelatih sementara, Rivaldo dkk sukses dibawanya lolos ke Liga Champions musim 2001-2002.

Capaian ini saat itu tergolong istimewa, karena kondisi klub sedang morat-marit di berbagai sisi. Karenanya, manajemen Barcelona lalu memberinya jabatan pelatih tetap.

Sayangnya, meski sukses mengantarkan Los Cules ke babak semifinal Liga Champions dan lolos ke Liga Champions musim 2002-2003, Joan Gaspart, presiden klub saat itu memilih menggantinya dengan Louis Van Gaal.

Momen ini menjadi penanda berakhirnya kiprah Charles Rexach sebagai langganan pelatih sementara di Barcelona. Tapi, ia masih (kembali) bertugas sebagai pencari bakat, dan fokus di akademi La Masia.

Inilah yang membuatnya cukup diingat fans Barcelona era kekinian, sebagai penemu bakat Lionel Messi. Kejeliannya dalam menemukan bakat pemain muda, telah membuatnya mendapat banyak respek.

Meski prestasinya tak sekinclong "one club man" macam Paolo Maldini di AC Milan atau Carles Puyol di Barcelona, ikatan panjang Charles Rexach dan Barcelona cukup unik. Selain karena sudah terjalin sejak Rexach masih belia, ikatan ini telah melalui berbagai pasang surut, lengkap dengan beragam peran dan cerita, dari pemain junior sampai pelatih sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun