Segera setelahnya, pebisnis asal Inggris itu mundur dan sempat bertugas dijajaran direksi Chelsea (2014-2017) sebelum akhirnya mendarat di Aston Villa, dan membantu klub pemegang tujuh trofi Piala FA ini kembali ke kasta tertinggi.
Hubungan kerja sama Purslow-Gerrard yang pernah terjalin di Anfield pada masa lalu memang bisa menjadi satu faktor kunci. Tapi, melihat situasinya, Gerrard jelas menjadi opsi yang lebih aman dibandingkan Lampard, karena Gerrard sudah terbukti cukup sukses bersama Rangers di kasta tertinggi, dengan modal yang relatif terbatas.
Ini berbeda dengan Lampard, yang sempat berbelanja mahal, tapi dipecat karena performa jeblok bersama Chelsea. Catatan minor ini membuatnya kurang beruntung, khususnya saat ada kursi pelatih yang sedang lowong di klub Liga Inggris.
Sebelum ini, Lamps juga sempat didekati oleh Crystal Palace, tapi klub asal kota London itu akhirnya memilih Patrick Vieira, eks kapten Arsenal, untuk menggantikan Roy Hodgson yang pensiun.
Kembali ke Gerrard. Kedatangannya di Villa Park tentu saja akan membuat kompetisi Liga Inggris lebih semarak. Untuk hal yang satu ini, sambutan meriah setidaknya sudah diberikan oleh suporter Liverpool di dunia maya. Kebetulan, The Lions akan bertemu Liverpool di Anfield bulan depan.
Berhubung karier kepelatihan sosok berusia 41 tahun ini masih tergolong hijau, mungkin akan ada sedikit keraguan padanya. Tapi, akan ada ruang berkembang lebih luas baginya, karena tekanan di klub juara Liga Champions musim 1981/1982 ini tak segila di klub besar Liga Inggris era kekinian.
Meski akan membuat suporter Liverpool akan "terjebak nostalgia" saat bersua, kehadiran Gerrard sebagai pelatih menjadi satu sinyal bagus buat sepak bola Inggris.
Satu lagi pelatih muda lokal potensial muncul, di kompetisi kasta tertinggi Liga Inggris, setelah sebelumnya Eddie Howe ditunjuk menjadi pelatih Newcastle United.
Dengan banyaknya jumlah pelatih jempolan dari berbagai negara yang berkompetisi, kiprah bersama Emiliano Martinez dkk di Liga Inggris bisa menjadi "ujian terakhir" paling sempurna buat Gerrard, untuk mengasah kemampuan, sekaligus membuktikan, sebutan "pelatih masa depan Liverpool" yang tersemat pada dirinya memang bukan asal bunyi.
Perjalanan ke sana memang tak jauh lagi, tapi, titik tersulit perjalanan itu baru saja mulai ditapaki.
Good luck, Captain Fantastic!