Jeda internasional bulan November membuat pertandingan di level antarklub libur sejenak. Meski begitu, aktivitas di klub tidak benar-benar libur, karena ada klub yang berganti pelatih. Salah satunya adalah Aston Villa, klub kontestan Liga Inggris.
Pekan lalu, klub asal kota Birmingham itu berpisah dengan Dean Smith, menyusul lima kekalahan beruntun di liga. Sebagai gantinya, mereka membidik Frank Lampard dan Steven Gerrard, yang sama-sama sudah punya pengalaman melatih.
Lampard pernah melatih Derby County dan Chelsea, sebelum akhirnya digantikan oleh Thomas Tuchel. Sosok yang kini masih berstatus tanpa klub mampu membawa Derby ke babak play-off promosi, dan memandu Chelsea lolos ke final Piala FA, plus lolos ke Liga Champions di musim pertamanya.
Gerrard, yang mengawali karier melatihnya di akademi Liverpool, seperti halnya saat bermain dulu, lalu pindah ke Glasgow Rangers. Di sini, The Gers mampu dibawanya juara Liga Skotlandia, dan tampil cukup baik di Liga Europa.
Berkat kesuksesan memutus dominasi Glasgow Celtic di liga inilah, nama Stevie G lalu digadang-gadang bakal menjadi pengganti Juergen Klopp di Liverpool pada masa depan.
Tapi, plot cerita lalu sedikit berubah, setelah mantan kapten Liverpool ini memutuskan pindah ke Aston Villa per Kamis (11/11). Benar, mantan pemain LA Galaxy ini kembali ke Liga Inggris, dengan masa kontrak sampai tahun 2024.
Mungkin, sebagian orang akan sedikit merasa kebingungan di awal. Mengapa bukan Lampard yang dipilih?
Jawabannya mungkin beragam, tapi satu hal yang pasti, Gerrard cenderung lebih dipilih The Villans, karena ada sosok Christian Purslow di sana. CEO Aston Villa ini pernah bekerja sama di Liverpool sedekade silam, saat Gerrard masih menjadi kapten tim.
Purslow, yang kala itu menjadi anggota dewan direksi Liverpool, menjadi sosok negosiator yang sukses menyelamatkan klub dari kebangkrutan, sekaligus menjadi saksi awal dimulainya era kepemilikan Fenway Sports Group (FSG) yang masih berlangsung hingga kini.