Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warkop DKI, Komedi, dan Relevansi

10 Oktober 2021   03:12 Diperbarui: 10 Oktober 2021   06:03 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trio Warkop DKI (Warkopdki.org)

Mereka yang kangen tinggal membuka, kapanpun dan di manapun. Sederhana sekali.

Memang, ada versi "Reborn" yang muncul, dan sukses di pasaran. Tapi, versi ini lebih tepat disebut sebagai sebuah penyegaran.

Dalam arti, nama besar Warkop DKI kembali dihadirkan ke layar lebar, tapi dengan setting dan sudut pandang yang relevan dengan kondisi terkini. Jadi, unsur nostalgia yang coba ditampilkan ikut dilengkapi dengan komedi segar.

Satu lagi, versi "Reborn" ini hadir dengan mengikuti etika dan aturan legal yang berlaku. Jadi, tak ada ribut-ribut seperti pada kasus Warkopi.

Dari kacamata bisnis, kehadiran Warkopi menunjukkan seberapa cerdas pencetusnya. Mereka jeli menangkap peluang, tapi sayang sangat ceroboh, karena mengabaikan etika dan aturan legal yang berlaku.

Tapi, dari kacamata komedi, yang notabene merupakan sebuah seni, ini adalah sebuah kemunduran. Seni sejatinya bersifat dinamis, karena ia bergerak mengikuti zaman, sebagai potret suatu masa.

Tanpa sifat dinamis itu, komedi memang masih bisa hadir sebagai "versi tiruan" yang menjual unsur nostalgia. Tapi, masa edarnya takkan awet. Justru versi aslinya yang "everlasting", karena menghadirkan komedi berkualitas dengan suatu kebaruan.

Kebaruan inilah, yang (seharusnya) menginspirasi generasi selanjutnya, untuk mampu menghadirkan komedi berkualitas, yang relevan dengan situasi dan kondisi pada masanya.

Pada akhirnya, ini akan jadi "tongkat estafet" warisan sekaligus teladan berharga, dari generasi ke generasi. Semakin berkualitas sebuah komedi, semakin besar manfaatnya bagi masyarakat, karena komedi adalah satu sarana hiburan yang (seharusnya) mencerdaskan, bukan sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun