Selama ini, jika mengikuti webinar Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA) alias KOTEKA Talk, dengan topik bahasan seputar luar negeri, biasanya narasumber yang dilibatkan berasal dari KBRI atau "native speaker" dari negara yang dibahas, dengan paparan menggunakan bahasa Inggris.
Tapi, saat mengikuti webinar KOTEKA pada Sabtu (11/9) lalu, ada sedikit perbedaan. Dalam webinar yang kali ini membahas seputar Swedia, narasumber yang hadir adalah orang Swedia dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik.
Isabel Nielsen, sang narasumber, awalnya kuliah jurnalistik di Swedia lalu kuliah lagi di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama kurang lebih dua tahun.
Dari sinilah kemampuan bahasa Indonesianya didapat. Bel, begitu ia biasa disapa, juga sudah cukup memahami budaya "jam karet" khas Indonesia, sehingga ia tetap santai saat start webinar tertunda beberapa menit dari jadwal semula, yakni pada pukul 16.00 WIB.
Wanita yang menikah dengan orang Indonesia ini berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Swedia dan YouTuber. Nama channel YouTube nya adalah "Keluyuran di Eropa". Channel ini dikelolanya bersama sang suami.
Dalam pemaparannya seputar Swedia, Isabel banyak menggunakan materi dari vlog di channel YouTube nya, yang ternyata menggunakan bahasa Indonesia, dengan subtitle bahasa Inggris.
Berikut beberapa informasinya, dengan sedikit tambahan yang masih relevan.
Sebagai sebuah negara, Swedia merupakan monarki konstitusional. Kepala negaranya adalah raja, dan kepala pemerintahannya adalah Perdana Menteri.
Jumlah penduduk Swedia adalah 10,3 juta jiwa, dengan 2,4 juta diantaranya tinggal di Stockholm, ibukota sekaligus kota terbesar di sana. Seperti umumnya negara maju di Eropa, ada banyak masyarakat imigran dari berbagai negara, yang juga menetap di sini.
Dari segi pariwisata, kota Stockholm, punya beberapa destinasi wisata terkenal, antara lain, istana kerajaan, kawasan kota tua, dan stasiun bawah tanah dengan, jalur Tunnelbana / kereta bawah tanah sepanjang 110 km.