Di Malaysia, ada nama Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, dan Andik Vermansah yang cukup sukses. Sementara itu, Rudolof Yanto Basna masih cukup awet bermain di Negeri Gajah Putih.
Dengan budaya yang hampir mirip, seharusnya tak ada kendala berarti bagi pemain asal Indonesia. Bukan soal kasta kompetisinya, tapi ini menyangkut berapa banyak menit bermain yang didapat.
Dalam keadaan seperti sekarang, akan lebih baik jika mereka bermain di luar negeri dengan pemasukan yang terjamin, daripada tetap di dalam negeri, tapi penuh tanda tanya.
Boleh saja sebagian orang menyebut faktor gengsi, karena Malaysia dan Thailand adalah rival di Asia Tenggara. Tapi, fakta membuktikan, di saat sepak bola nasional masih mengakrabi kebobrokan, sepak bola di negeri tetangga sudah terus melangkah maju.
Jadi, alasan "gengsi" atau semacamnya sudah tidak lagi relevan. Lagipula, gengsi tidak bisa memberi makan.
Meski imbas pandemi Corona memberi efek menjengkelkan buat sepak bola nasional yang sudah amburadul, ternyata ia memunculkan sebuah peluang tak terduga bagi para pemain Indonesia untuk berkembang.
Meski peluang ini cukup terbuka, bukan berarti semua bisa mendapatkan. Ini hanya pas untuk mereka yang berani keluar dari zona nyaman.
Siapa berani?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H