Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Perjalanan Pablo Zabaleta

19 Oktober 2020   13:53 Diperbarui: 19 Oktober 2020   14:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pablo Zabaleta (Goal.com)

Di klub, Zabaleta sukses meraih 2 trofi Liga Inggris (2011/2012 dan 2013/2014), 2 gelar Piala Liga (2013/2014 dan 2015/2016), satu gelar Piala FA (2010/2011), dan satu trofi Community Shield (2012).

Selain mencatat lebih dari 200 penampilan di Manchester Biru, Zabaleta juga terlibat dalam sejumlah momen penting klub. Salah satunya, saat dirinya mencetak gol pembuka, dalam kemenangan dramatis 3-2 atas QPR, yang memberikan trofi Liga Inggris musim 2011/2012.

Di Timnas Argentina, bek plontos ini turut ambil bagian, saat Lionel Messi dkk mencapai final Piala Dunia (2014) dan Copa America (2015 dan 2016). Hanya saja, kali ini ia tak seberuntung saat masih di tim junior, karena selalu kalah di final.

Total, Zabaleta mencatat 58 penampilan dalam seragam Putih-Biru Langit tanpa pernah mencetak gol, dengan penampilan terakhir di ajang Copa America Centenario 2016.

Kiprah Zabaleta di kota Manchester berakhir tahun 2017, seiring dimulainya proyek peremajaan tim oleh Pep Guardiola. Ia dilepas secara gratis ke West Ham United, setelah kontraknya di Etihad Stadium tak diperpanjang.

Di klub asal kota London ini. Zabaleta ternyata masih cukup produktif. Meski hanya mencetak satu gol, ia mampu membuat total 80 penampilan selama 3 musim, sebelum akhirnya hengkang setelah kontraknya berakhir, dan memutuskan pensiun pada 16 Oktober 2020 lalu, dalam usia 35 tahun.

Meski tak terlihat "wow" dari segi jumlah gol, atau kemampuan menggoreng bola, karir Zabaleta bisa dibilang awet berada di level atas. Ia juga termasuk pemain yang beruntung, karena tak mendapat embel-embel "The Next Javier Zanetti" atau semacamnya.

Tapi, berkat itulah ia mampu berkembang, dan menjadi dirinya sendiri. Meski relatif jarang disorot, situasi ini justru dapat dimanfaatkan dengan baik.

Terlepas dari gaya mainnya yang cenderung bergaya klasik, kiprahnya jadi satu contoh buat media, agar tak terlalu berlebihan, saat menyoroti pemain muda, supaya ia bisa terus berkembang dan mampu meraih prestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun