Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trio Kucing

27 Agustus 2020   19:16 Diperbarui: 27 Agustus 2020   19:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan hampir serupa, juga kulihat dari sosok Nyonya Kecil. Sekilas, ia seperti bocah yang terkurung di tubuh dewasa. Polahnya sebanyak bicaranya. Ia selalu ingin didengar, dan tak pernah lepas dari barang dan makanan mahal.

Nyonya Kecil ini selalu berusaha dekat dengan semua orang, tapi, inilah caranya mencengkeram erat kami. Ia ingin kami ada dalam kontrolnya. Aku tahu, orang ini adalah kepanjangan tangan Super Big Boss.

Mereka memang satu frekuensi, satu pemikiran, dan satu kesatuan. Bedanya, Nyonya Kecil lebih lihai bermain peran. Ia seperti ditugaskan untuk bisa menampilkan image "kompak" dan suasana bahagia sebaik mungkin.

Benar, ia banyak tertawa, tapi ini sangat menjijikkan. Ia gemar mempersalahkan dan mempersulit orang lain sambil tertawa, seperti saat sedang bersenang-senang. Seperti Joker saja.

Di tempat lain, ia gemar merecoki pekerjaan yang bukan urusannya. Dengan enaknya, ia banyak bicara, seperti orang paling cerdas, padahal, makin banyak ia bicara, makin banyak kebodohan yang dipamerkan.

Alhasil, banyak masalah timbul karena ulahnya. Berkat kelihaiannya bermain peran, ia selalu bisa menimpakan kesalahan itu ke orang lain.

Aku ingat, beberapa kali aku jadi sasaran tembaknya, meski selalu lolos. Kritikku padanya seperti satu pemberontakan. Ia merasa dirinya seorang bos besar, padahal bukan sama sekali.

Saat aku digeser Bos Asli, untuk membangun sistem di divisi baru, aku bisa bayangkan, betapa dia kesal setengah mati padaku, karena ia hanya bisa melucuti tugas lamaku, yang memang sudah waktunya diserahkan kepada penggantiku.

Entah bagaimana, aku ternyata sudah menjadi lawan yang menyebalkan buatnya. Aku jadi tak terjangkau olehnya, apalagi saat pagebluk menyerang. Benar, aku lebih banyak berseberangan dengannya.

Aku memang bukan orang yang akan dengan enaknya akan belanja makanan atau barang mahal, dan bersenang-senang setiap waktu sepertinya. Aku juga bukan orang yang akan selalu berada di kantor dan membahas urusan pekerjaan setiap hari.

Benar, aku bekerja di sana, tapi aku tetap punya kehidupan lain bersama keluarga dan teman. Buat apa pemerintah membuat undang-undang, kalau ujungnya cuma dilanggar?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun