Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Quarter Life Crisis" dan Sesat Pikir Tentangnya

13 Mei 2020   22:31 Diperbarui: 15 Mei 2020   02:06 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (medium.com/@reninurhidayah)

Sebelum melanjutkan, izinkan saya sedikit menjelaskan. Tulisan ini merupakan hasil refleksi dari pengalaman pribadi, bukan untuk digeneralisasi, karena setiap orang pasti punya pengalaman dan perspektif masing-masing dalam hal ini.

Bicara soal "Quarter Life Crisis", hal-hal yang biasa dikaitkan dengannya adalah status pendidikan, status hubungan atau pernikahan, pekerjaan dan gaji terkini seseorang.

Secara umum, orang yang rentan terhadap "Quarter Life Crisis" adalah mereka yang berusia sekitar pertengahan 20-an sampai pertengahan 30-an tahun.

Di sini, "kapan?", biasa menjadi satu kata tanya mematikan, yang bisa membuat "Quarter Life Crisis" terasa runyam.

Kerunyaman ini biasanya muncul, jika pertanyaan "kapan" itu ditanyakan oleh orang terdekat kita tanpa permisi, apalagi jika sifatnya kompulsif alias bertingkat.

Misalnya, saat masih kuliah, seseorang ditanya "kapan lulus?". Setelah lulus, pertanyaannya akan "naik kelas" menjadi "kapan kerja?", "kapan punya pacar?", "kapan nikah?", "kapan punya anak?", dan seterusnya.

Jika sudut pandang yang dipakai hanya "perhatian", tentu rasa tidak nyaman yang muncul bisa diabaikan sejenak.

Rasa tidak nyaman itu juga bisa dialihkan menjadi sebuah jawaban usil, yang bisa membuat suasana menjadi cair, misalnya, "bisa diatur" atau "kapan saja bisa".

Tapi, jika sekuel pertanyaan "kapan" ini dijadikan sumber perbandingan secara "apple to apple", misalnya dengan teman atau kerabat sebaya kita, situasi akan semakin runyam. Jika tak terkendali, ini bisa menjadi sumber rasa stres bagi mereka yang terus ditanya.

Fenomena ini biasa terjadi di masyarakat kita, yang tingkat kelahirannya masih relatif tinggi, karena rerata usia nikah yang relatif muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun