Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menerka Alur Berpikir Manajemen El Barca

22 Februari 2020   12:52 Diperbarui: 23 Februari 2020   08:40 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang anyar Barcelona, Martin Braithwaite, saat diperkenalkan secara resmi pada Kamis (20/2/2020) waktu setempat.| Sumber: Instagram FC Barcelona

Runyam. Inilah satu kata yang mendeskripsikan secara gamblang, bagaimana situasi lini depan Barcelona di paruh kedua musim 2019/2020. Penyebabnya, stok pemain di lini depan Blaugrana menipis. Kok bisa?

Penyebab pertama adalah cedera parah. Awalnya, masalah ini hanya diderita Luis Suarez. Akibat cedera lutut yang dideritanya, penyerang andalan Timnas Uruguay itu harus menepi selama empat bulan. 

Tentunya ini menjadi satu kerugian besar buat El Barca, karena Suarez adalah pemain kunci di lini depan tim.

Cederanya El Pistolero membuat nama Ousmane Dembele berkesempatan masuk ke tim inti. Kebetulan, penyerang asal Prancis ini belum lama sembuh dari cedera betis. 

Tapi, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Dembele terpaksa harus kembali masuk ke ruang perawatan, setelah dirinya kembali mengalami cedera robek otot betis yang lebih parah dari cedera sebelumnya, karena tingkat keparahan cedera robek otot hampir sama dengan patah tulang.

Akibatnya, Dembele terpaksa harus kembali absen, kali ini selama enam bulan. Alhasil, musim ini selesai lebih cepat buat Dembele. 

Praktis, lini depan Barca hanya tinggal menyisakan Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan Ansu Fati, penyerang muda berbakat jebolan akademi La Masia.

Sebenarnya, Barca masih punya dua penyerang muda lain di tim, yakni Carles Perez dan Abel Ruiz. Seperti Ansu Fati, keduanya adalah pemain jebolan akademi La Masia.

Tapi, entah kenapa manajemen Los Cules justru meminjamkan mereka ke klub lain sampai akhir musim ini. Carles Perez dipinjamkan ke AS Roma (Italia) sementara Abel Ruiz dipinjamkan ke SC Braga (Portugal).

Memang, mereka berhasil menggaet Fransisco Trincao (20) dari SC Braga dengan ongkos 31 juta euro plus meminjamkan Abel Ruiz. Masalahnya, penyerang muda berbakat asal Portugal ini baru akan resmi bergabung pada 1 Juli mendatang. 

Jadi, Trincao bukan jawaban tepat untuk krisis lini depan Blaugrana saat ini.

Sebenarnya, manajemen Barcelona sudah berusaha mendekati beberapa nama seperti Richarlison (Everton), Rodrigo (Valencia), sampai Paco Alcacer (Borussia Dortmund, kini di Villarreal), tapi hasilnya nihil. Apa boleh buat, tak ada satupun penyerang baru yang mendarat di Camp Nou.

Tapi, (kembali) cederanya Dembele membuat Barca mengajukan izin transfer darurat di luar bursa transfer kepada RFEF (PSSI-nya Spanyol). 

RFEF pun mengizinkan, karena situasinya memang sudah sesuai regulasi. Dengan catatan, Barca hanya boleh melakukan negosiasi dengan sesama klub La Liga Spanyol.

Alih-alih coba mendekati kembali Rodrigo, yang notabene penyerang Timnas Spanyol, Barca justru mendekati nama-nama kurang familiar, seperti Willian Jose (Real Sociedad), Angel Rodriguez (Getafe), Lucas Perez (Alaves), dan Roger Marti (Levante).

Jika bicara performa keempatnya musim ini, bisa dibilang mereka cukup produktif, untuk standar klub masing-masing. 

Angel Rodriguez (32) mencetak 10 gol di liga dan membantu Getafe bersaing di papan atas La Liga, begitu juga dengan Willian Jose (28) yang sejauh ini mencetak 8 gol bersama Real Sociedad dan juga lolos ke babak semifinal Copa Del Rey.

Dua nama lain, yakni Roger Marti (29) dan Lucas Perez (31) masing-masing mencetak 10 dan 9 gol di liga, sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak tim. Kontribusi mereka mampu membantu Levante dan Alaves aman di papan tengah klasemen sementara.

Tapi, tanpa diduga sebelumnya, alih-alih mendatangkan salah satu dari mereka, Barca justru mendaratkan Martin Braithwaite (28) dari Leganes, dengan ongkos 18 juta Euro, Jumat (21/2). 

Pemain Timnas Denmark ini diikat kontrak selama empat setengah tahun dengan klausul pelepasan senilai 300 juta euro.

Oke, jika melihat perannya di Leganes, Braithwaite memang pemain kunci tim. Enam gol dari 2 assist yang dicetaknya turut membantu Leganes menjaga asa bertahan di kasta tertinggi.

Tapi, jika ukurannya adalah klub sekaliber El Barca, statistik ini tentu tergolong biasa. Di sinilah status "pemain darurat" terlihat layak disematkan pada Braithwaite.

Jika melihat kembali, bagaimana krisis lini depan Barca dan cara mereka menangani masalah ini, kata "panik" dan "kacau" menjadi gambaran paling sederhana. Terkesan sarkastik, tapi begitulah kenyataannya.

Disebut "panik" karena mereka terkesan "panik" saat harus memilih target pemain incaran. Nama-nama alternatif yang ada cukup banyak, tapi mereka justru melengkapi situasi "panik" itu dengan manuver "kacau" yang mereka buat sendiri.

Manuver "kacau" pertama, ada pada keputusan meminjamkan Carles Perez dan Abel Ruiz saat tim jelas-jelas sedang kekurangan pemain depan. Meski minim pengalaman, mereka tetap punya potensi yang setidaknya bisa lebih dikembangkan, tanpa harus belanja pemain baru.

Lagipula, mereka adalah lulusan akademi La Masia, yang selama ini jadi salah satu simbol kebanggaan klub. 

Meski masih punya Ansu Fati yang belakangan mulai tampil reguler, keputusan Barca terkait Perez dan Abel Ruiz memberi kesan kalau mereka kurang percaya penuh dengan akademi La Masia. 

Sebuah ironi mengingat betapa La Masia sering mereka banggakan, karena pernah mencetak bintang macam Pep Guardiola, Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta.

"Kepanikan" dan "kekacauan" ini akhirnya berpadu sempurna, dengan terwujudnya transfer Braithwaite, pemain yang sebelumnya tak pernah disebut sebagai target klub. 

Meski berstatus "transfer darurat", entah kenapa manajemen Barcelona justru memberinya kontrak selama empat setengah tahun.

Padahal, ia jelas-jelas hanya akan diplot menjadi solusi jangka pendek buat tim. Begitu musim ini berakhir, situasinya bisa jadi berubah drastis. 

Selain meresmikan kedatangan Trincao, bisa dipastikan Barca akan berusaha memperkuat daya dobrak tim, dengan Neymar (PSG) dan Lautaro Martinez (Inter Milan) sebagai target teratas.

Entah kebetulan atau bukan, transfer Braithwaite seolah merepresentasikan seberapa rumit perjalanan Barca musim ini. Mulai dari grafik performa yang naik turun, pergantian pelatih di pertengahan musim, sampai krisis lini depan. 

Mereka memang sukses mendatangkan Antoine Griezmann dan Frenkie De Jong, tapi tetap saja tak lepas dari gonjang-ganjing dan keputusan tak biasa dari manajemen klub.

Jika musim ini berakhir menjadi musim tanpa gelar buat Barca, ini adalah buah dari musim serba rumit dan penuh gonjang-ganjing yang gagal ditangani secara tepat oleh manajemen klub. 

Tapi, jika Dewi Fortuna mengizinkan Lionel Messi dkk meraih setidaknya satu trofi musim ini, ini adalah satu keberuntungan, karena mereka meraihnya dalam situasi serba tak ideal.

Manuver belanja "panik" dan "kacau"Barca di musim dingin jelas menjadi sebuah tanda tanya besar untuk ukuran klub peraih lima gelar Liga Champions seperti Barca. 

Jika kebiasaan buruk ini masih terus berlanjut, kita akan segera melihat Barca yang menurun, tanpa harus menunggu Messi pensiun. Tragis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun