Momen ini terjadi pada awal babak kedua, saat Sadio Mane berhasil menjebol gawang City di awal babak kedua. Gol ini berawal dari umpan silang akurat Jordan Henderson. Praktis, gol Bernardo Silva di penghujung babak kedua hanyalah sebuah konsolasi, karena Liverpool memang memilih untuk bermain aman (tapi tetap efektif) setelah unggul 3-0.
Kemenangan 3-1 Liverpool atas City secara gamblang memperlihatkan, ada dua kelemahan City yang rawan diekspos. Pertama, City gampang kehilangan fokus, akibat memprotes wasit secara berlebihan, dan mereka rawan kebobolan dari umpan silang.
Kelemahan inilah, yang membuat Liverpool leluasa "menghukum" City. Kelemahan pertama, menjadi bagian awal dari proses gol Fabinho, sementara itu, kelemahan kedua turut membidani gol kedua dan ketiga Si Merah.
Bagi Liverpool, kemenangan ini tentu menjadi bekal positif, jelang menghadapi periode sibuk setelah ini. Sementara itu, kekalahan ini menjadi peringatan buat Pep dan City, karena mereka kini ditempel ketat Leicester City dan Chelsea di posisi empat besar.
Tapi, hasil ini bukan acuan mutlak, yang akan menentukan nasib kedua tim, karena kompetisi Liga Inggris musim ini masih belum setengah jalan. Jadi, poin krusialnya adalah bagaimana kedua tim mampu meraih hasil positif sebanyak mungkin setelah ini.
Menarik disimak, bagaimana grafik performa mereka setelah pertandingan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H