Oke, para pemain yang dikirim ke Inggris ini jelas akan mendapat banyak pelajaran berharga. Tapi, jika pada akhirnya mereka kembali, dan hanya bermain di Liga 1 (atau kasta dibawahnya), saya rasa proyek ini mubazir.Â
Kalau sudah begitu, apa bedanya kualitas pemain "jebolan proyek PSSI", dengan pemain "jebolan SSB lokal"? Apa gunanya mereka dikirim jauh-jauh ke Inggris, kalau pada akhirnya hanya bermain di kandang sendiri?
Mungkin, pengandaian saya ini terlalu keras, sayangnya realita di masa lalu memang menunjukkan cerita muram seperti pengandaian di atas. Dari masa ke masa, proyek "sekolah pemain" jangka pendek ala PSSI terbukti hanya sukses menghasilkan banyak biaya. Anehnya, meski sudah berkali-kali terjadi, PSSI masih saja belum kapok.
Seharusnya, daripada menghabiskan banyak biaya untuk membuat "proyek mercusuar" semacam ini, PSSI lebih baik menyeriusi peningkatan kualitas kompetisi Liga 1 U-21 atau level usia dibawahnya, yang saat ini sudah berjalan, supaya kualitas pemain muda kita semakin baik, tanpa harus dikirim "studi banding" ke luar negeri.
Lagipula, kemampuan bermain seorang pesepakbola tak hanya dibentuk dari satu kali "studi banding" selama beberapa bulan. Kemampuan mereka dibentuk dari serangkaian latihan keras dan pengalaman bertanding selama bertahun-tahun.Â
Proses panjang inilah, yang pada akhirnya membentuk seorang pemain menjadi pemain berkualitas, dengan level konsistensi relatif awet tidak instan. Ibarat buah, mereka matang secara alami, bukan hasil karbit. Buah yang matang alami, rasanya selalu lebih enak, dibanding buah karbitan. Betul kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H