Tapi, pada saat bersamaan, saya lega melihat kalimat sanggahan, dan coretan berwarna merah itu. Karena, ternyata kondisinya tak segawat itu. Masih ada orang jujur, yang berani berbicara. Siapapun mereka, mereka layak diapresiasi atas keberanian mereka. Semoga, masih ada lebih banyak lagi orang semacam ini di negara kita.
Skripsi, adalah salah satu contoh kecil, tentang bagaimana budaya jujur atau korup, dibentuk dalam diri seseorang. Jika seseorang sudah terbudaya untuk bersikap jujur sejak awal, ia akan menjadi sosok yang berintegritas. Tapi, jika seseorang terbudaya untuk berbohong sejak awal, ia akan menjadi sosok yang korup.
Di sinilah pendidikan (seharusnya) berperan penting. Sudah saatnya pendidikan kita tak lagi hanya berfokus pada aspek kognitif, tapi juga mulai serius memperhatikan aspek character building. Karena, pendidikan adalah proses membina, dan mencerdaskan manusia, bukan sekadar mesin cetak ijazah. Supaya, lewat ilmu yang didapatnya dari pendidikan, manusia dapat bermanfaat, bagi diri sendiri, dan sesamanya, di manapun ia berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H