"Hus, ini buat ngirim ke Bu Isti. Nanti tolong kirimkan goreng ayamnya sepulang taraweh, ya?" kata Ceu Iroh sambil mencabuti bulu-bulu ayam. "Kalau Nenek Amih saja ngirim kolak ubi dipulang opor ayam. Ceu Iroh kan ngirim ayam goring, tentu dipulang makanan enak dari kota."
"Siapa, Ceu."
Sepulang taraweh saya mengantarkan kiriman Ceu Iroh ke Bu Isti. Wadahnya rantang besar. Pulangnya saya disuruh menunggu. Rantang besar itu diisi lagi, entah oleh apa. Sampai di rumah Ceu Iroh, saya langsung pulang. Ceu Iroh tersenyum ketika tahu rantangnya berat.
Tapi besoknya Ceu Iroh manyun.
"Dikirim kolak ubi saja mulangnya opor ayam. Masa dikirim ayam goreng mulangnya dengan kolak ubi," kata Ceu Iroh. Saya tertawa. ***
Ingin tahu cara mengirim cerpen anak ke Solo Pos? Klik saja DI SINIÂ Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H