"Tidak apa mau pindah juga, silakan!" Pemilik rumah marah. "Biar Ibu tidak telat lagi!"
"Jadi kalau pindah rumah tidak akan telat lagi?" Euis terkejut.
"Iya, tidak akan telat kalau pindah."
Euis memandang Rais. Tapi Rais pun sama-sama bingung.
"Tapi sudah tidak bisa apa-apa lagi, pindah rumah itu sudah suatu keharusan," kata Rais
"Iya, silakan saja pindah. Tapi tidak akan dibalikin sepenuhnya. Punya Bapak pasti dipotong setengahnya."
Rais terkejut. Pengantin baru itu lalu pulang. Sepanjang jalan saling berpelukan sambil menangis karena bingung.
 ***
Baca juga cerpen Yus R. Ismail lainnya DI SINIÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H