Ada anggapan-anggapan yang beredar di masyarakat, namun perlu dipirkan dan direnungkan kembali. "sudahlah menikah saja, rejeki sudahdiatur oleh Tuhan!', "Sudahlah segera menikah saja, nanti apa saja bisa diatasi! Buktinya orang-orang dulu bisa." dll. Dulu ya dulu, ke depan bagaimana tidak ada orang yang dapat meramal keadaan dan menjamin.
Mungkin adapula yang berpendapat, sering menghadapi persoalan akan membuat seseorang menjadi tangguh. Namun persoalan menyangkut hal-hal prinsip apakah bisa sembrono dan terburu-buru, yang akhirnya bisa mengorbankan perkawinan.
Semuanya jelas butuh proses, termasuk mempersiapkan diri. Falsafah Jawa menyebutkan, "Sak begja-begjane wong kang lali, isih begja sing eling lan waspada" (seuntung-untungnya orang lupa, masih untung orang yang selalu ingat dan waspada). Ingat dan waspada gambaran orang yang dalam kondisi siap dan berjaga-jaga. Perlu melihat dari pengalaman orang lain dan bertanya kepada yang berpengalaman, termasuk orang tua.
Tidak bermaksud mengabaikan jodoh sudah di tangan Tuhan, hanya tekankan bahwa baiknya jika segala sesuatu dihadapi atau dijalani dengan kesiapan mantap.
Salam sehat dan semangat.
YW, 22 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H