Mungkin karena jauhnya,Â
Beribu-ribu kata tercekat dalam diam
Seperti menunggu indahnya bungaÂ
Rasa ini sungguh tak terkira dan tak pasti.
Semua berjejal masuk dalam pikiranÂ
Dan berdesak-desakan untuk masuk ke hati
Menjadi "random"Â saja pikiran-pikiran ini berlari-lari.
Kesana kemari rasanya ingin kuikat kuat kuat supaya disitu saja pikiranku
Terlalu sesak
Sehingga diam adalah hal terbaikÂ
Jika deburan ombak di laut begitu menenangkanÂ
Buihnya membuat tersadar, pada akhirnya semuaa akan hilang dengan sendirinyaÂ
Jika Langit malam dengan kerlip bintang sangat menentramkan
Bintang jatuh menjadi penghiburan akan harapan
Jika senja membuat kita paham bahwa birunya langit akan tergantikanÂ
Senja indah akan menguatkan
Bukan memaksakan bertanya ini kapan berakhir
Hanya meminta tolong kuatkan sampai akhirÂ
Ijinkan bahkan menikmati nantinya buah-buah perjuangan ini
Jika ruang menjadi saksiÂ
Kaca menjadi buktiÂ
Pernah ada tangisan sesaat disaat sesakÂ
Hanya ingin peluk erat
Tanpa kata, peluk saja dan aku baik-baik saja
Jangan tanyakan kenapa?
Jangan bertanya apakah aku baik saja?
Cukup peluk erat,tanpa kata.
Karena mulutku begitu jauhnya, semua da di sini di hatiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H