Aku tidak bermaksud jahat
Bukan aku tidak ingin ikut bergembira di hari bahagiamu
Sesuatu yang seharusnya kusyukuri karena kamu sudah move on
Seharusnya aku bernyanyi riang
Perjalanan pedihmu usai oleh waktu
Menjadi bagian dari keluarga kami sudah cukup membuatmu menjadi saudaraku juga kan?
Maka aku seharusnya bahagia, saat saudaraku bahagia
Seharusnya aku di sana dan menjabat erat tanganmuÂ
Serta berucap, Selamat Menempuh Hidup Baru
Tapi, kakiku kaku
Tertahan berdiriku di sini, di tempatku berdiri
Aku ingin beranjak, aku ingin berlari sebelum acara usai
Tapi langkahku berat,tertahan di sini
Betapa jahatnya aku padamu
Seharusnya tidak begini
Lidahku kelu sampai tak satu ucapun keluar dari mulutku
Sejak hari itu,
Hari dimana kudengar bahwa telah kau temukan cinta barumu.
5 bulan, 7 bulan, 9 bulan, 12 bulan......
Kenapa tidak menjadi ukuran yang sama lagi untukku
1 bulan rata-rata 30 hari jelas sudah
Tapi kenapa menjadi tak sama lama dan sebentarnya untukku dan untukmu
Kenapa menjadi relatif???
Untukku rasanya baru 7 bulan,
Untukmu mungkin sudah 7 bulan.
Sisi lain mungkin berbicaraÂ
bahwa 7 bulan adalah waktu yang berat untukmu melalui kehilangan dimana aku atau siapapun tak selalu disampingmu
Maka 7 bulan ini cukup untukmu menemukan perjalanan baru
Bukankah itu syukur tak terkira?
Tangisku pecah,
Tangis sedarah dalam ironi cerita
Sajak-sajak cinta kesetiaan yang kukenal rasanya bukan demikianÂ
Tapi aku bukan hakim kehidupan, beda manusia beda cerita
Setia tidak harus bertahan sendirian , mungkin aku harus tau ituÂ
Mungkin karena tidak menjalaniÂ
Maka hati berkata lain
Tangis sedarah,
Meratap bayang yang tak tentu nyata, bisa saja dari sana kau tersenyum bahagia
Bagaimana bila tidak?Â
Bagaimana bila kau juga terluka?
Kerangka setia yang ku tahu ternyata sangat berbeda dengan cerita iniÂ
Maafkan aku, jika menangis untukmuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H