Ah....ternyata kesan teacher yang satu ini melekat dalam hati anakku.Â
Sampai dia begitu sedih saat kenaikan gradenya tidak diikuti oleh teachernya.Â
Merasa kehilangan sosok yang membuatnya menemukan segala potensi dan kemampuannya (menurut saya he he), membuatnya nyaman, santai tapi tertib dan tegas.
"Mas,...sedih boleh,silahkan menangis supaya hatimu lega, sedih banget pastinya ya Mas?
"iya"...sambil terus terisak dan berderai air mata.
"Mungkin ini karena Mas belum kenal teacher kelas yang sekarang, dan mungkin memang teacher grade sebelumnya memang teacher kesayangan Mas, itu g papa, boleh saja jadikan semangatmu, suatu hari nanti buat teachermu bangga karena pernah memiliki murid sepertimu..itu hadiah terbik untuk seorang teacer Mas, tempatnya di hati mas Wawa (panggilanku untuk anakku) mngkin tidak terganti, tapi Mas juga harus mencoba membuka hati untuk teacher lain, semua baik, semua keren",ucapku sambil memperlambat laju sepeda motor kami.
Dia menjawab lirih "Iya, teacher yang sekarang juga baik kok, akrab , suka ajak main game seru, kelas juga seru, aku cuma ga tau kenapa kok sedih aja "
Tangisan anak lelakiku dan kejujurannyalah yang membuatku terharu malam itu,
Ini tidak sekedar cerita teacher dan student, namun ada makna lain dibalik cerita ini.
Tidak hanya anakku, beberapa orang tua juga mengamini perhatian dan keseriusan teacher ini dalam membimbing anak-anak kami. Sentuhannya kepada kami "parents"dan anak kami sangat terasa efeknya.
Bahkan teacher ini lah yang membuat para orang tua menjadi tahu anak kami memiliki potensi apa, kecenderungan sikap dan sifat apa, sehingga kami dapat berkolaborasi dengan baik antara teacher dan parents untuk proses belajar anak kami.