Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Menelusuri Silsilah Mobil Esemka Garuda 1

31 Maret 2018   20:44 Diperbarui: 1 April 2018   14:21 15367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Kerjasama Esemka | gambar: otomotif.liputan6.com dan diolah dari berbagai sumber
Konsep Kerjasama Esemka | gambar: otomotif.liputan6.com dan diolah dari berbagai sumber
Kemudian akan muncul pertanyaan, "katanya mau jadi Mobil Nasional? Kok dari China semua?" Mungkin Esemka bisa dianalogikan sebagai bayi atau anak-anak yang butuh bantuan orang lain untuk berkembang. Dalam hal ini, Esemka butuh bantuan pabrikan otomotif lain untuk berkembang. Pabrikan otomotif besar saja masih butuh perusahaan lain, dengan cara bermitra.

Bagi Esemka, bermitra dengan pabrikan otomotif lain adalah cara cepat untuk berkembang. Tinggal bagaimana Esemka pandai memilih mitra yang memang membantu Esemka berkembang, bukan mitra yang justru membuatnya ketergantungan. Agar tujuan mengembangkan mobil rasa nasional, bisa terwujud.

Mengapa Kerja sama dengan Pabrikan China (Tiongkok)?

Mobil Esemka saat ini dikelola oleh perusahaan swasta, murni swasta. Artinya, Esemka akan bersaing terbuka dengan pabrikan raksasa otomotif asal Jepang, Korea, Amerika dan Eropa. Kecuali, suatu saat nanti pemerintah memiliki grand design terkait mobil nasional dan menyerahkan mandat tersebut pada Esemka, mungkin akan ada perlakuan istimewa pada Esemka. Tapi itu belum pasti, sekarang kita anggap Esemka masih perusahaan swasta yang kedudukannya sama dengan perusahaan lain.

Dengan kedudukan seperti itu, tentunya Esemka harus bersaing harga. Apalagi, Esemka berencana mengeluarkan kelas SUV (Garuda 1), yang pasarnya sudah dikuasai Toyota, Honda dan perusahaan besar lainnya. Jika Esemka membandrol produknya dengan harga setara mobil pabrikan lain, Esemka sulit mendapat pasar. Esemka harus pasang harga murah, jauh di bawah harga pasaran.

Salah satu cara untuk memproduksi mobil murah dan cepat adalah kerjasama dengan pabrikan otomotif China. Dengan menjalin kerja sama ke beberapa pabrikan di China, maka Esemka bisa mendapat harga "terbaik". Mobil China memang terkenal berharga miring. Tapi jangan lupa, Esemka harus siap bertarung dengan Wuling, yang saat ini baru menikmati manisnya pasar otomotif Indonesia.

Saya pribadi optimis Esemka bisa berkembang, asal Esemka bisa fokus pada segmen pasar tertentu dan proses alih teknologi yang konsisten. Saat ini -setidaknya beberapa tahun ke depan-, Tak perlu "latah" meladeni segmen pasar yang tengah digemari masyarakat, yang jelas-jelas sudah dikuasai pabrikan raksasa. 

Ini bukan pesimis, tetapi harus realistis. Fokus saja dulu pada segmen khusus, misalnya kendaraan angkutan barang. Sembari proses "belajar" dan alih teknologi, barulah Esemka mengembangkan mobil varian lain yang diminati masyarakat. Fokus dan konsisten, jangan grusa grusu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun