Perdebatan tentang Asal GARUDA 1
Kemunculan Garuda 1 pada akhir Januari 2018 lalu menimbulkan keramaian di media berita online dan media sosial. Yak, Garuda 1 bikin rame, tepatnya menimbulkan perdebatan, spekulasi bahkan cibiran. Lihat saja betapa "ngerinya" komentar warganet pada berbagai artikel tentang Mobil Esemka.
Berdebat soal kebenaran bahwa SUV putih yang tampak mewah itu bukan produk ESEMKA, meskipun sangat jelas ada logo dan emblem Esemka di pintu Hatcback. Warganet pun tak kekurangan akal untuk mencari tahu "siapa/apa" dibalik Garuda 1. Caranya pun sangat mudah, hanya dengan melihat sejarah mobil-mobil yang pernah "diakui" hasil produksi Esemka.
Jeng jeeeng, dapatlah, Garuda 1 identik dengan Foday Lanfort. Sama seperti pendahulunya, Rajawali generasi terbaru yang identik dengan Foday F22 dan Digdaya yang juga plek ketiplek dengan produk Foday. Ah, Esemka rebadge mulu, ganti logo aja bisanya. Begitulah kira-kira kesimpulan banyak netizen.
Pihak Esemka sangat terbuka soal produk jadi, misalnya sangat terbuka saat membawa Garuda1 menggunakan Towing Car. Namun, cenderung diam soal proses produksi. Wajar sih, mobil yang digadang-gadang jadi mobil nasional itu sudah digarap secara swasta, murni swasta. Jadi, secara moral, tidak ada tanggung jawab untuk terbuka kepada publik. Itu hak pihak Esemka.
Meskipun mereka tampak merahasiakan, jika pemerhati mobil nasional mengikuti perkembangan berita Esemka di media, pasti akan tercerahkan. Begitupun dengan Garuda 1, yang masih dirahasiakan oleh pihak Esemka. Yang kemudian menimbulkan perdebatan dan spekulasi asal-muasal Garuda 1. Bahkan muncul banyak cibiran perihal Garuda 1 adalah hasil jiplakan, serta dugaan hanya mobil pabrikan lain yang diganti logonya.Â
Ada juga yang komentar bahwa mobil China yang menjiplak mobil Esemka. Tampaknya, pihak Esemka membiarkan saja perdebatan itu, tanpa ada klarifikasi atau siaran pers. Itu memang hak pihak Esemka, memberi informasi atau tahan dulu, biarkan masyarakat heboh dulu.
Untuk mengetahui lebih mendalam asal usul Garuda 1 dan menyudahi perdebatan, mari kita buka kembali lembar sejarah Esemka. Rencana pengembangan mobil "SMK" dimulai sejak 2007. Berawal dari kesatuan niat dan tekad berbagai SMK di Indonesia untuk membangun mobil nasional, Mereka bersatu menjadi "SMK Indonesia". Saat itu, SMK Indonesia didukung oleh Autocar Industri Komponen (AIK) untuk merancang dan memproduksi mesin 1500cc.
Dua tahun kemudian, Esemka bekerja sama dengan PT Nasional Motor membuat body double cabin dan bersama PT Mageda membuat body SUV. Kali ini, Esemka direstui Presiden Susilo Bambang Yudhoyuno, saat pameran di ITB Bandung.Â