Setelah lama tak terdengar kabarnya, mobil Esemka kembali menjadi perhatian di awal 2016 lalu. Mobil yang bakal didaulat sebagai salah satu Mobil Nasional (MobNas) itu, telah mengantongi izin produksi. Pun dengan bakal pabriknya, tengah dalam proses pembangunan.
Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) dan Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen Esemka, memiliki dua lokasi untuk produksi mobnas. Lokasi pertama ada di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang ternyata lokasi tersebut selama ini digunakan sebagai gudang pabrikan mobil asal China, yaitu Geely. Entah bagaimana statusnya, apakah sudah dibeli oleh ACEH atau sekadar sewa atau menumpang. Yang jelas, bangunan tersebut akan digunakan sebagai “Factory & Spareparst Center”.
Pabrik kedua, yang sedianya digunakan untuk perakitan, dilokasikan di desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kabarnya, disiapkan dana sekitar 2,1 Triliun Rupiah untuk membangun proyek “nekat” di lokasi kedua ini. Pabrik yang dekat bandara Adi Sumarmo ini, berdiri di atas lahan 11,4 Hektar dan berstatus sewa selama 30 tahun. Menyewa lahan milik warga desa Demangan, Boyolali dengan harga Rp 1.000/meter dan akan dievaluasi tiap tiga tahun.
Sebab lokasi pabrik di Boyolali ini tak terlalu jauh dengan tempat tinggal saya di Klaten, maka saya menyempatkan untuk mengunjunginya. Sekadar ingin tahu bagaimana perkembangannya.
Akses Menuju Lokasi
Untuk mencapai lokasi “dapur” Esemka di Boyolali ini tidak terlalu sulit. Bagi yang tidak mengetahui daerah tersebut, Kita bisa mengandalkan Google Map dengan nama lokasi “Esemka Id-Assembly”. Karena memang berlokasi di pedesaan dan di tengah persawahan, maka lebar jalan masih sempit (jalan aspal desa, sebagian jalan semen cor). Suatu saat akan ada pelebaran jalan, untuk mempermudah akses keluar masuk kendaraan pengangkut produk Esemka.
Selain jalannya relatif kecil, pada beberapa ratus meter dekat lokasi, ditemui beberapa titik jalan yang rusak parah. Jika lalu lintas ramai kendaraan roda empat/ lebih dari dua arah, maka kendaraan harus bergantian melaluinya. Kerusakan tersebut tampak pada gambar di bawah ini:
Perkembangan Pembangunan Pabrik Perakitan Esemka di Boyolali
Sebenarnya, proses pembangunan pabrik ini telah menyentuh garis Start pada tahun 2014. Namun, izin dan AMDALnya baru rampung pada 2015. Dari situs resmi Kementerian Perindustrian, yang mengutip dari Koran Sindo, disebutkan bahwa pembangunan dimulai pada Januari 2016 dan ditargetkan rampung dan beroperasi pada bulan Juni (sumber).
Tak disebutkan pada Juni tahun berapa?, yang jelas bukan Juni 2016. Sebab, hasil pantauan pada Minggu (29/1) kemarin, proyek pembangunan masih belum rampung. Tambak belasan pekerja masih meneruskan proses pembangunan.
Pada tahap awal pembangunan, targetnya adalah mendirikan Show Room dan Assembly Hall Stage (gedung perakitan). Hasil pantauan Kompas.com pada Maret 2016 lalu, bakal bangunan Show Room baru tahap pembangunan pondasi dan penanaman tiang besi. Seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Bangunan selanjutnya adalah Assembly Hall Stage (gedung perakitan), yang merupakan bangunan inti dari pabrik Esemka di Boyolali ini. Masih berdasarkan pantauan Kompas.com, pada Maret 2016 lalu bangunan ini baru sebatas pondasi. Tampak seperti gambar di bawah ini:
Kapan Rampungnya?
Saya sempat berbincang dengan salah satu pekerja yang saat itu bertugas memantau para pekerja lainnya, untuk mengetahui kapan pabrik ini akan selesai dibangun. “belum tau mas, saya tidak bisa memastikan kapan rampung semua” ungkap pekerja tersebut. “2017, selesai gak pak?” kejar saya. “ndak selesai” jawabnya singkat.
“oh iya pak, hari ini kan Presiden di Solo dan kabarnya besok akan meresmikan pasar Sambi, Beliau berencana mampir ke sini gak pak?” tanya saya pada pekerja yang berusia paruh baya tersebut. Pasar Sambi jaraknya hanya beberapa kilometer dari lokasi ini, mungkin saja Presiden ingin berkunjung sembari memberi “semangat” pada pekerja.
“wah, ndak tau ya mas, tidak ada pemberitahuan” jawabnya sambil tersenyum.
“Pak Jokowi belum pernah ke sini, cuma ada pejabat dan menteri juga katanya” tambah Beliau.
Begitulah perkembangan pembangunan pabrik mobil yang nantinya diharapkan dapat menjadi produk kebanggaan masyarakat Indonesia. Memang tidak mudah untuk berpaling dari “hegemoni” dan “rayuan” kecanggihan teknologi mobil asal luar negeri, namun bukan mustahil untuk menciptakan mobil karya sendiri. Yang namanya teknologi, akan berkembang seiring berjalannya waktu, termasuk teknologi otomotif ini.
Butuh waktu, proses dan kepercayaan masyarakat Indonesia, untuk brand dalam negeri ini berkibar. Berkibar gagah seperti Merah Putih yang berkibar di depan pabrik ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H