Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemenhub "Mengantarkan" Pemudik Sepeda Motor dengan Selamat, Aman dan Nyaman

5 Juli 2016   05:36 Diperbarui: 5 Juli 2016   07:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Rest Area di Daerah Klaten, Jateng, (foto dok. Pribadi)

Mudik diartikan sebagai aktifitas pulang ke kampung halaman. Pada dasarnya, mudik bisa dilakukan kapan saja. Namun, sepertinya Iedul Fitri dianggap sebagai saat yang tepat untuk mudik. Momen bersilaturahmi dan saling memaafkan saat Iedul Fitri, menjadi alasan kuat untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Terpisah jarak ratusan bahkan ribuan kilometer dengan kampung halaman, bukan menjadi penghambat saat merencanakan mudik. Sebab, berbagai jenis alat transportasi sudah tersedia untuk mendukung agenda mudik.

Transportasi umum atau kendaraan pribadi, biasanya menjadi 2 pilihan yang dipertimbangkan pemudik. Pesawat, bis dan kereta api adalah transportasi umum yang banyak dipilih untuk mudik. Mobil pribadi dan sepeda motor pun punya “penggemar” tersendiri, bahkan tak sedikit. Banyak alasan yang membuat pemudik memilih transportasi umum atau kendaraan pribadi. Transportasi umum, biasanya dipilih karena faktor efisiensi, kenyamanan dan atau keamanan. Alasan tersebut-lah yang mendasari mudik saya dari Yogyakarta ke Palembang menggunakan selalu menggunakan transportasi umum.

Pemudik dengan Mobil Pribadi dan Sepeda Motor

Pemudik dengan kendaraan pribadi, menggunakan mobil dan sepeda motor pribadi, pun punya alasan kuat dengan piihannya itu. Beberapa faktor yang mendasari pemudik menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan motor), berhasil saya himpun dan kutip dari teman-teman perantauan. Faktor tersebut antara lain adalah:

Tabel 1. Alasan Mudik Dengan Kendaraan Pribadi
Tabel 1. Alasan Mudik Dengan Kendaraan Pribadi
Alasan pada tabel di atas tampaknya sangat “menggiurkan” calon pemudik. Tapi tunggu dulu, kelemahan/kendala utama yang dirasakan teman perantauan yang mudik dengan kendaraan pribadi adalah faktor letih/capek. Kendalanya memang hanya satu, tetapi kendala yang satu ini dapat berakibat sangat fatal. Ketika letih saat mengendarai mobil/sepeda motor, berdampak pada menurunnya konsentrasi berkendara atau mengantuk. Dampak selanjutnya yang mungkin terjadi adalah kecelakaan. Ketika itu terjadi, dampaknya adalah luka ringan atau tujuan mudik bergeser ke Rumah Sakit atau  tidak pernah sampai ke tujuan mudik untuk selamanya. Sungguh bukan akhir yang diharapkan. Oleh sebab itu, mudik selamat harus diutamakan, apapun moda transportasinya.

Resiko Mudik Mengendarai Sepeda Motor

Sepeda motor memang tidak direkomendasikan untuk perjalanan jauh, seperti perjalanan jauh yang ditempuh saat mudik. Faktor jarak tempuh, kondisi jalan dan kemacetan jalan dapat mengakibatkan pengendara sepeda motor cepat lelah dan kehilangan konsentrasi. Dampak buruk tersebut dapat berakibat fatal, seperti kecelakaan.

Apalagi jika pemudik sepeda motor menemui hujan ditengah perjalanannya. Seperti hujan lebat yang turun pada Sabtu (2/6/2016) pukul 23.45 WIB kemarin, di daerah tempat tinggal saya, yaitu Klaten. Kondisi hujan ini mengingatkan saya pada pemudik sepeda motor, karena kabarnya pemudik lebih memilih perjalanan saat malam dan dini hari, untuk menghidari cuaca panas saat siang dan menghindari kemacetan parah.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa beberapa hari ini, berbagai wilayah di Indonesia akan turun hujan. Termasuk wilayah Jawa Tengah, yang merupakan wilayah yang memiliki banyak peminat mudik sepeda motor. Kondisi cuaca seperti ini tentu harus dipertimbangan oleh calon pemudik sepeda motor.

Prakiraan Cuaca dari BMKG (sumber. bmkg.go.id)
Prakiraan Cuaca dari BMKG (sumber. bmkg.go.id)
Meskipun mungkin pemudik sepeda motor sudah menyiapkan jas hujan atau perlengkapan pelindung lain. Tetapi permukaan jalan yang basah, bisa membahayakan pengendara dan berakibat kecelakaan. Berdasarkan data Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Operasi Ketupat tahun 2015 mencatat 3.048 kasus kecelakaan. Kecelakaan tersebut menelan 646 korban jiwa, 1.057 korban luka berat dan 3.891 korban luka ringan. Dan fakta pentingnya adalah moda transportasi yang paling banyak terlibat kecelakaan adalah sepeda motor (sumber). Release fakta tersebut tentu bukan untuk menakut-nakuti pemudik sepeda motor. Tetapi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jauh saat mudik lebaran.

Mudik Gratis Kementerian Perhubungan: Mengantarkan Pemudik Sepeda Motor dengan Selamat, Aman dan Nyaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun