Dahulu, sebelum tahun 1990, kendaraan bermotor masih menjadi barang mewah di Indonesia. Tak banyak orang yang memilikinya. Harganya yang tinggi dan pendapatan (gaji) yang rendah, menjadikan kendaraan bermotor sulit “dijangkau”. Berbeda dengan di Negara Maju seperti kawasan Eropa atau Amerika, yang sudah “familiar” dengan kendaraan bermotor. Begitupun Jepang, yang terkenal sebagai negara produsen kendaraan bermotor, jelas lebih “akrab” dengan kendaraan bermotor.
Belasan tahun kemudian, masyarakat Indonesia mulai mengenal dan tertarik membeli kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil. Kondisi ekonomi yang meningkat dan menjamurnya lembaga keuangan yang memberikan fasilitas kredit, menjadikan sebagian besar masyarakat Indonesia bisa membeli kendaraan bermotor dan merasakan manfaat serta kecanggihannya.
Negara Maju yang memiliki basis teknologi otomotif yang kuat, sudah banyak mengembangkan kendaraan dengan penggerak motor listrik (Electric Vehicle) dan Hybrid (kombinasi motor bakar dan motor listrik). Bahkan sudah ada yang memanfaatkan energi terbarukan untuk sumber energi penggeraknya.
Memang, Indonesia yang katanya masih berstatus Negara Berkembang, tak bisa dibandingkan dengan Negara Maju. Tapi itu hanya sebuah predikat yang tak mengikat, manusia Indonesia harus berfikir maju kedepan, bahkan berfikir lebih canggih dari manusia di Negara Maju.
Awal Mengenal, Mendalami dan Merangkai Cita-cita Mengembangkan Teknologi Otomotif
Saya baru mulai belajar teknologi otomotif secara otodidak tahun 2002. Kemudian mendalami teknologi otomotif secara “ilmiah” sejak tahun 2005 di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sumatera Selatan dan berlanjut ke PTN di Yogyakarta tahun 2010. Kini, menjadi tenaga pendidik di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Univeristas Negeri Yogyakarta. Jika diakumulasi, Saya baru belajar teknologi otomotif selama 13 tahun. Jika dipersonifikasi, 13 tahun masih usia anak-anak, “masih hijau” atau “baru kemarin sore”.
Kompetensi otomotif Saya yang “baru kemarin sore” tentu tidak ada apa-apanya dibanding pakar otomotif Negara Maju. Bagai bumi dan langit. Tetapi, Saya punya cita-cita, menjadi bagian dari pengembang teknologi otomotif, yang membuat kendaraan ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan.
Bukan sekedar cita-cita untuk kepentingan pribadi, tapi bisa bermanfaat untuk masyarakat Indonesia, bahkan alam Indonesia. Saya memimpikan Indonesia memiliki kendaraan yang canggih, hemat energi dan ramah lingkungan. Kendaraan hasil karya anak Bangsa, kebanggaan Indonesia. Melihat potensi sumber daya manusia (SDM), Saya yakin –sangat yakin- Indonesia bisa. Jika para pakar teknik otomotif, pemesinan dan ototronik/ mekatronika bersatu membentuk Tim yang membangun dan mengembangkan teknologi otomotif Nasional, maka Mobil Nasional yang selama ini menjadi impian, bisa tercipta. Saya –meskipun ilmu otomotif masih dangkal- siap membantu Tim itu.
Memikirkan Kebutuhan Masa Depan
Meskipun saat ini minyak dunia sangat rendah (murah) dan stok berlimpah, tetapi suatu saat bisa saja habis. Artinya, kita harus berfikir jauh kedepan dan mampu menganalisis kebutuhan jangka panjang. Oleh sebab itu, Saya merasa sudah saatnya untuk memikirkan sumber energi penggerak kendaraan yang hemat energi.
Hemat energi saja tidak cukup, harus ramah lingkungan. Lingkungan alam Kita sudah terkontaminasi polusi/limbah. Udara yang kita hirup setiap saat, tak lagi bersih, telah tercemar. Salah satu sektor yang banyak menyumbang polusi uadara adalah transportasi (polusi kendaraan). Maka, menjadi penting untuk berupaya menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan, agar lingkungan tetap terjaga, untuk anak cucu kita selanjutnya.
Akan lebih baik lagi jika bisa memanfaatkan energi terbarukan yang disediakan Tuhan di alam yang kita huni ini. Salah satu energi alam yang tak pernah habis (terbarukan) adalah energi cahaya matahari. Cahaya matahari bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk penggerak kendaraan bermotor. Untuk menciptakan kendaraan yang hemat energi, ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan, dibutuhkan berbagai upaya serius, dimulai dari penelitian.
Melakukan Penelitian dan Pengembangan (R&D) Teknologi Otomotif
Salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan teknologi adalah dengan melakukan penelitian/ eksperimen. Saya kerap melakukan penelitian teknologi otomotif, berawal dari penelitian sepeda motor (mulai dari tingkat sederhana hingga kompleks), untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang irit. Konsumsi bahan bakar yang irit bukan hanya berdampak pada efisiensi biaya, tetapi juga reduksi polutan gas buang kendaraan.
Meskipun sebenarnya efisiensi bahan bakar dan reduksi polusi sudah diupayakan oleh pabrikan kendaraan. Tetapi, Saya selalu penasaran untuk meneliti dan mengembangkannya. Misalnya meneliti sistem pengapian (Ignition System) dan bahan bakar (Fuel System) kendaraan. Untuk sistem pengapian, biasanya Saya “bermain” di ranah sudut pengapian dan durasi pengapian (Timing Ignition). Dengan mengubah itu, bisa berdampak pada baik-tidaknya nyala api Busi. Yang kemudian berdampak pada proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin.
Saat penelitian, Saya kerap melibatkan mahasiswa. Selain memberikan pengalaman meneliti pada mahasiswa untuk bekal penelitian Skripsi nantinya, juga bisa meringankan pekerjaan dan berbagi pengetahuan.
Dua Tahun lalu, Saya menerapkan pembelajaran berbasis proyek, yang menghasilkan suatu produk (Project Based Learning). Produknya adalah sebuah mobil kecil bertenaga motor listrik yang ramah lingkungan.
Untuk merealisasikan pembuatan mobil tersebut, Saya berdiskusi dengan 2 dosen muda lain, yang kompetensinya relevan, yaitu dosen yang ahli sistem kelistrikan otomotif dan Chassis. Setelah berdiskusi rutin dengan pertimbangan alat dan bahan yang tersedia dan kebutuhan lembaga (kampus), akhirnya sepakat untuk membuat mobil yang bisa digunakan pimpinan untuk monitoring keliling kampus (inspeksi). Mobil tersebut Kami beri nama Garuda Inspection Car (GIC). Penggunaan Kata “Garuda” adalah sebagai motivasi agar terus berkarya untuk Bangsa, Bangsa yang berlambang Garuda Pancasila.
Pekerjaan selanjutnya adalah mebuat rancangan mobil. Rancangan ini memakan waktu sekitar 2 minggu. Karena harus menyesuaikan dengan ketersediaan bahan, lebar jalan dalam kampus dan perhitungan kekuatan. Dibantu seorang mahasiswa yang pandai menggambar, jadilah konsep rancangan mobil GIC seperti gambar di bawah ini:
Proses selanjutnya adalah pemotongan, pembentukan dan pengelasan besi untuk rangka mobil. Setelah itu merancang, memodifikasi dan merakit sistem kemudi, rem dan suspensi. Dilanjutkan dengan pembuatan mal untuk body kendaraan. Body kendaraan menggunakan bahan Fiber Glass yang kuat dan ringan. Setelah semua sistem selesai dibuat dan dirakit, barulah membuat atap mobil yang diberi panel surya. Panel surya yang mampu mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik ke Baterai. Guna membantu sistem pengisian baterai, selain pengisian dengan listrik biasa.
Kelemahan mobil listrik pada umumnya adalah lamanya waktu pengisian baterai dan daya simpan baterai yang terbatas. Artinya, butuh baterai yang banyak untuk menampung energi yang banyak, tetapi masalahnya adalah bobot baterai berat dan harganya relatif mahal. Untuk mengatasi itu, lembaga telah bekerjasama dengan KYG-Korea dan Korea Transportation Safety Authority (KOTSA) , yaitu kerjasama pengembangan Super Kapasitor untuk Panel Surya (Solar Cell). Saat ini kerjasama masih dalam tahap ujicoba Super Kapasitor untuk lampu penerangan jajan dengan sumber energi matahari. Nantinya kerjasama tersebut dapat dikembangkan pada teknologi mobil listrik.
Setelah melalui proses pengerjaan selama 6 bulan, maka jadilah mobil inspeksi yang ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan (energi matahari). Beginilah hasilnya:
Para dosen jurusan Pendidikan Teknik Otomotif UNY memiliki impian untuk mengembangkan mobil hemat energi dan ramah lingkungan yang nantinya bisa diproduksi massal dan bisa dinikmati masyarakat Indonesia. Untuk mencapai impian tersebut, Kami menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pemerintahan, perusahaan swasta (Nasional dan Internasional) dan universitas (dalam dan luar negeri seperti Korea Selatan).
Beberapa waktu lalu ada dua perusahaan otomotif terkenal (asal Korea Selatan dan Jepang) yang tertarik untuk bekerjasama dan mengembangkan mobil ramah lingkungan dengan konsep mobil Hybrid (kombinasi mesin gasoline dan motor listrik). Namun, belum diperoleh kesepakatan.
Kabar baik datang dari Presiden RI Joko Widodo. Saat menghadiri sebuah acara di Universitas Negeri Yogyakarta pada Januari 2016 lalu, Presiden Joko Widodo berharap mobil-mobil karya UNY bisa dikembangkan dan diproduksi. “Bagus ini, Saya minta ini bisa dikembangkan lagi, dan jika masih ada kekurangannya bisa segera dievaluasi, Saya juga minta ini bisa ditindaklanjuti, sehingga bisa diterima di industri untuk bisa diproduksi. Perguruan tinggi harus bisa bersinergi dengan industri, sehingga karya seperti ini bisa dioptimalkan” ucap Presiden Joko Widodo saat melihat deretan mobil UNY di gedung tempat pertemuan Forum Rektor Indonesia 2016 (sumber).
Jika proposal tersebut disetujui, maka Indonesia akan memiliki “calon” mobil (Nasional) yang benar-benar hemat energi, ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan. Ini akan menjawab persoalan kebutuhan energi untuk masa depan dan mengurangi polusi lingkungan oleh gas buang kendaraan. Semoga saja proposal tersebut disetujui, sehingga impian menjadi bagian dari pengembang kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan, dapat tercapai. Yang terpenting adalah bisa berkontribusi untuk perkembangan teknologi dan melestarikan lingkungan Indonesia.
Jika proposal tersebut tidak disetujui atau belum disetujui tahun ini, Kami akan tetap berupaya mengembangkan mobil hemat energi dan ramah lingkungan. Dengan memaksimalkan potensi yang ada di lembaga dan jalinan kerjasama dengan pihak eksternal. Segala usaha akan terus diupayakan, demi terkabulnya impian, demi lahirnya kendaraan impian. Impian tak terbatas untuk terus mengembangkan kendaraan impian masyarakat dan alam Indonesia.
Jayalah Indonesia…Jayalah Otomotif Indonesia…
Salam Otomotif!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H