Kelemahan mobil listrik pada umumnya adalah lamanya waktu pengisian baterai dan daya simpan baterai yang terbatas. Artinya, butuh baterai yang banyak untuk menampung energi yang banyak, tetapi masalahnya adalah bobot baterai berat dan harganya relatif mahal. Untuk mengatasi itu, lembaga telah bekerjasama dengan KYG-Korea dan Korea Transportation Safety Authority (KOTSA) , yaitu kerjasama pengembangan Super Kapasitor untuk Panel Surya (Solar Cell). Saat ini kerjasama masih dalam tahap ujicoba Super Kapasitor untuk lampu penerangan jajan dengan sumber energi matahari. Nantinya kerjasama tersebut dapat dikembangkan pada teknologi mobil listrik.
Setelah melalui proses pengerjaan selama 6 bulan, maka jadilah mobil inspeksi yang ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan (energi matahari). Beginilah hasilnya:
Para dosen jurusan Pendidikan Teknik Otomotif UNY memiliki impian untuk mengembangkan mobil hemat energi dan ramah lingkungan yang nantinya bisa diproduksi massal dan bisa dinikmati masyarakat Indonesia. Untuk mencapai impian tersebut, Kami menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pemerintahan, perusahaan swasta (Nasional dan Internasional) dan universitas (dalam dan luar negeri seperti Korea Selatan).
Beberapa waktu lalu ada dua perusahaan otomotif terkenal (asal Korea Selatan dan Jepang) yang tertarik untuk bekerjasama dan mengembangkan mobil ramah lingkungan dengan konsep mobil Hybrid (kombinasi mesin gasoline dan motor listrik). Namun, belum diperoleh kesepakatan.
Kabar baik datang dari Presiden RI Joko Widodo. Saat menghadiri sebuah acara di Universitas Negeri Yogyakarta pada Januari 2016 lalu, Presiden Joko Widodo berharap mobil-mobil karya UNY bisa dikembangkan dan diproduksi. “Bagus ini, Saya minta ini bisa dikembangkan lagi, dan jika masih ada kekurangannya bisa segera dievaluasi, Saya juga minta ini bisa ditindaklanjuti, sehingga bisa diterima di industri untuk bisa diproduksi. Perguruan tinggi harus bisa bersinergi dengan industri, sehingga karya seperti ini bisa dioptimalkan” ucap Presiden Joko Widodo saat melihat deretan mobil UNY di gedung tempat pertemuan Forum Rektor Indonesia 2016 (sumber).
Jika proposal tersebut disetujui, maka Indonesia akan memiliki “calon” mobil (Nasional) yang benar-benar hemat energi, ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan. Ini akan menjawab persoalan kebutuhan energi untuk masa depan dan mengurangi polusi lingkungan oleh gas buang kendaraan. Semoga saja proposal tersebut disetujui, sehingga impian menjadi bagian dari pengembang kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan, dapat tercapai. Yang terpenting adalah bisa berkontribusi untuk perkembangan teknologi dan melestarikan lingkungan Indonesia.
Jika proposal tersebut tidak disetujui atau belum disetujui tahun ini, Kami akan tetap berupaya mengembangkan mobil hemat energi dan ramah lingkungan. Dengan memaksimalkan potensi yang ada di lembaga dan jalinan kerjasama dengan pihak eksternal. Segala usaha akan terus diupayakan, demi terkabulnya impian, demi lahirnya kendaraan impian. Impian tak terbatas untuk terus mengembangkan kendaraan impian masyarakat dan alam Indonesia.
Jayalah Indonesia…Jayalah Otomotif Indonesia…