Menjadi relawan adalah sebuah tugas mulia yang diemban oleh seseorang orang atas nama kemanusiaan.
Ketika ingin menjadi relawan harus mempertimbangkan sesuatu yang baik dan yang kemungkinan buruk yang menimpanya.
Misalnya seseorang ingin jadi relawan tapi sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungjawab besar. Orang itu tidak mungkin orang menjadi relawan penuh  waktu "full time" dapat saja menjadi relawan namun paruh waktu atau part time.
Namun jikalau dia seorang masih muda dan energi dapat saja menjadi relawan, agar jiwa sosialnya terbuka lebar untuk masyarakat dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Relawan lingkungan, bencana, sosial dan pendidikan adalah beberapa diantaranya yang paling banyak ditemukan di negara kita. Di wadah tersebut akan didapatkan ilmu pengetahuan yang mungkin tidak di dapati di meja belajar sekolah.
Disana jiwa-jiwa akan terdidik menjadi sebuah kekuatan besar untuk mengokohkan bangsa secara bersama-sama.
Dahulu penulis pernah menjadi relawan/volunteer di anak perusahaan sebuah bank swasta. Dalam sehari-hari bekerja mengajar anak yatim yang dibiayai oleh sebuah Lembaga Islam Internasional.
Walaupun kata lembaga kami  sebagai relawan, namun perusahan tetap membayar salary 1 juta setiap bulannya dan membayar dana kesehatan untuk kami jikalau sakit.
juga pernah menjadi seorang relawan di sebuah lembaga zakat nasional, namun juga mendapat salary sebesar 600 ribu rupiah setiap bulannya.
Nah, disini kita melihat bahwasanya jika lembaga komersial merekrut relawan tentu berbeda dengan relawan yang di rekrut oleh lembaga non-komersial.
perlu di garis bawahi bahwasanya apabila memang lembaga sosial, berafiliasi dengan sebuah lembaga komersial itu wajib hukumnya memberikan syafaat atau hak jerih kepada relawannya.
Namun jika pada lembaga non-komersial itu para relawan harus sudah sangat memahami jikalau bergabung disana, dan tahu tentang konsekuensi untuk mereka, jangan pernah menuntut apapun.
Relawan pertama tadi yang pertama tetap dibayar karena sekaligus mereka mengiklankan perusahaannya di simbol-simbol mereka dan kemungkinan juga akan menambah promosi dilapangan.
Sedangkan pada kasus relawan yang kedua mereka benar-benar fokus pada kegiatan mereka di lapangan, benar-benar tak ada salary yang mereka dapatkan dari mana pun, murni jiwa sosialnya dan loyalitas yang tinggi.
Demikian penulis memberikan ulasan tentang relawan, intinya kedua-duanya adalah baik dan akan sangat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkannya.
Semoga semangat relawan terus ada pada diri kita, sebagai filosofi bahwa kita adalah makhluk sosial dan butuh kepada orang lain dan juga sebaliknya.
Dan satu hal lagi relawan itu bukan sebuah perbudakan, karena itu sangat jauh sekali perbedaannya. Perbudakan itu dipaksakan kepada seseorang atau kelompok, seperti masa Romusha, Semoga semangat relawan terus tumbuh pada jiwa-jiwa yang perduli sesama.*
(YS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H