Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kakek Bijaksana (Bagian 2)

31 Januari 2022   16:58 Diperbarui: 31 Januari 2022   17:01 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar | hipwee.com

Setelah bertemu kedua kali dengan kakek tersebut, saya masih mengingat tentang kata-katanya yang bijak sekali tak pernah saya dapatkan dari orang  lain.

Juga saat saya Komunikasikan dengan teman satu pekerjaan dengan saya menjadi sangat tertegun, bahwasanya tanah pembangunan madrasah di hibahkan juga oleh sang kakek padahal hanya beberapa puluh meter terpaut dari jalan lintas provinsi.

Saya, masih penasaran sekali dengan sang kakek, hingga keesokan harinya ingin memastikan kembali apakah benar yang di katakan tersebut.

Seperti biasa saya melaju dengan motor Supra 125 meluncur ke kawasan kerja wilayah Dewantara.

---------------------

Saya : kakek, apakabar mu ?

Kakek : Alhamdulillah nak, kakek kabar baik dan Sehat-sehat saja.

Saya : syukurlah kek, jika kakek sehat.

Kami terus berkomunikasi beberapa saat , di beranda rumah sang kakek, di temani secangkir kopi yang di suguhkan oleh nenek ( istrinya kakek )

Tibalah waktunya saya menanyakan sesuatu hal yang membuat saya penasaran sekali tentang kakek.

Sejurus kemudian...

Saya : apa benar tanah pembangunan sekolah itu tanah kakek ?

Kakek : iya itu tanah kakek, sudah diwaqafkan untuk pembangunan madrasah, tapi dengan satu syaratnya.

Saya : apa syaratnya kek?

Kakek : kekek yang berjualan disana untuk anak-anak madrasah, kakek kan sudah tua tak mampu bekerja lagi yang berat berat nak.

Saya : bergumam dalam hati, ....mulia sekali hati sang kakek rela mewaqafkan tanahnya demi pendidikan desa yang baik dimasa yang akan datang, walaupun beliau sudah tua namun semangat untuk pendidikan bangsa sangat tinggi sekali, agar berkembang dan maju.

========================

Beberapa waktu yang lalu saya mendengar kabar sang kakek sudah kembali kepadaNYa, tinggallah madrasah yang berdiri kokoh hingga saat ini dan pahalanya terus mengalir sampai kapanpun juga.

Semoga semangat kakek terus di warisi oleh para milenial sekarang ini, terus semangat menjadi pelopor pendidikan di desa dengan hati ikhlas, mengharapkan hanya pembalasan dari yang maha kuasa.

Aaamiin yaa rabbal a'lamin..

(YS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun