Guru Ku Malang: Sebuah Tantangan
Guru merupakan salah satu profesi yang mulia dan memiliki peran penting untuk pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan. Guru mendidik dan membimbing anak untuk menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter. Dengan peran yang sangat penting itu, guru juga memegang tanggung jawab dan tugas yang cukup banyak. Oleh sebab itu, guru harus terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri sebagai tenaga pendidik yang profesional.
Dengan kompetensi yang mumpuni, guru bisa menjawab berbagai tantangan pendidikan dan berkontribusi membangun kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. Apalagi di era digital, ada banyak tantangan yang harus dihadapi guru, mulai dari tantangan internal seperti: kualitas diri atau kurang persiapan dalam mengajar, Pengajaran yang harus kreatif, Kurang Interaksi dalam pelajaran, Sering merasa paling benar, Kurang menjadi contoh atau teladan, Kurang memiliki Keyakinan yang kuat dalam diri, serta harus kreatif dan inovatif. Selanjutnya, ada pula tantangan eksternal yang dihadapi guru diantaranya: Perilaku siswa yang beragam, Bantu temukan minat dan bakat siswa, adaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan cepat atau globalisasi atau Revolusi Industri 4.0, perkembangan paham demokrasi dan hak asasi manusia, gaya hidup konsumtif dan serba glamour, Daya serap siswa, Siswa yang kurang disiplin serta menghadapi siswa milenial atau gen z dengan tepat, . Masalah Generation Gap (Jarak Antargenerasi), Peningkatan Profesionalisme guru, Â Kaya Akan Bahasa dan Budaya, Kaya Akan Bahasa dan Budaya, Pengembangan karakter dan tantangan lainnya.
Guru tidak bisa lagi hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh semasa kuliah. Tantangan perubahan yang begitu cepat menuntut guru adaptif terhadap perubahan itu, lalu menyikapinya dengan kreativitas dan inovasi. Tanpa itu semua, guru akan tertinggal oleh zaman dan bahkan tergilas oleh kemuthakiran teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga ia tidak bisa menyiapkan generasi masa depan.
Guru harus berusaha dalam mengatasi berbagai problematika dalam pembelajaran demi memajukan pendidikan di Indonesia, mengingat kemajuan pendidikan serta keberhasilan belajar ditentukan dari kualitas guru. Guru harus terus berusaha menciptakan pembelajaran yang inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Selain mengajar guru juga harus belajar mengembangkan diri lebih baik dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Intinya belajar bisa di mana saja dan kapan saja, yang penting ada niat dan kemauan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kompetensi, maka guru harus terus belajar dan mengikuti berbagai pelatihan. Inilah saatnya guru berinovasi dengan melakukan banyak riset, baca, tanya, coba, dan karya. Hingga saat ini, jumlah guru yang inspiratif, inovatif, dan adaptif dengan kemajuan dunia belumlah menggembirakan. Karena lembaga pendidikan di Indonesia masih dibelit oleh rutinitas belaka, dan belum menjadi lumbung kreativitas, inovasi, dan penelitian. Padahal, era globalisasi sekarang ini memungkinkan sekolah menjadi pendorong yang hebat bagi daya kreativitas semua masyarakat.
Â
Guru Ku Sayang: Harapan Baru Membangun Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045
Berbicara mengenai Indonesia Emas 2045 merupakan salah satu rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJMN) yang menargetkan untuk mewujudkan negara yang tangguh, mandiri, dan inklusif setelah 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Salah satu peran strategis yang perlu dimaksimalkan untuk menjaga generasi bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas. Terdapat 4 (empat) pilar terlaksananya visi Indonesia Emas 2045 (Puspa et al., 2023) yakni: Pendidikan berkualitas dan inovatif; Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; Kebudayaan yang kuat dan dinamis; serta Persatuan dan kesatuan nasional. Pilar-pilar ini menjadi dasar pijak kita bersama untuk membangun bangsa Indonesia dalam hal peningkatan dan pengembangan sumber daya alam dan sumber daya manusia terutama melalui bidang pendidikan.
Pada prinsipnya guru adalah unsur utama yang amat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan. Peringatan Hari Guru Nasional pada setiap tanggal 25 November hendaknya menjadi momentum bagi guru untuk berpikir lebih keras dan berjuang lebih kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan. Dalam hal ini tema Hari Guru Nasional pada 25 November 2024: Guru Hebat, Indonesia Kuat, mengisyratkan guru dituntut agar berpikir-berkata-bertindak inovatif dan kreatif dalam pembelajaran.
Adapun metode pembelajaran deep learning ful-ful (mindful, meaningful and joyful) yang diperkenalkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) saat ini: Bapak Abdul Mu’ti patut diapresiasi dan berupaya untuk dilaksanakan bersama. Di mana Deep learning termasuk metode kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang meniru cara kerja otak manusia untuk memproses data, memungkinkan komputer mengenali pola kompleks dalam gambar, teks, suara, dan data lain. Selain itu, Deep learning dapat diaplikasikan dan bahkan menjadi momentum percepatan dan transformasi pembelajaran serta teknologi atau jembatan kecerdasan manusia dengan artificial intelligence (AI). Sebab, tanpa disadari, pandemi Covid-19 telah mengubah pola pikir guru, murid, dan orang tua untuk adaptif dengan berbagai kondisi serta kebutuhan teknologi.