Hanya saja dengan adanya internet, informasi ditampilkan jauh lebih menarik. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana posisi tawar buku di tengah arus informasi digital seperti sekarang? Ternyata, buku masih menjadi andalan sumber pengetahuan yang akurat. Banyak informasi di internet nyatanya tidak didukung dengan keakuratannya. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, buku adalah sumber referensi utama dalam penulisan karya ilmiah. Sumber yang berasal dari internet paling tidak direkomendasikan untuk digunakan. Apabila digunakan maka harus memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan sumber dari internet tersebut memang kredibel.
Perlu diperhatikan secara mendalam bahwa selain lingkungan dan tekhnologi canggih yang semakin menjauhkan kebiasaan kita dari membaca. Ada faktor lain yang sebenarnya paling kuat dan menentukan tindakan kita yaitu, niat atau kemauan dalam diri kita sendiri. Diri kita sendiri adalah faktor terpenting dan substantif dalam melakukan sesuatu hal. Jika di dalam diri sendiri saja kita tidak memiliki ketertarikan dalam membaca, maka jangankan membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja mungkin rasanya sudah malas dan mengantuk. Karena itu, bibit-bibit minat baca sudah seharusnya ditanamkan sedari kita masih kecil sembari memberi motivasi dan keteladanan kepada generasi anak muda atau anak cucu kita kedepannya. Seringkali di sekolah kita seperti dipaksa untuk membaca buku-buku text book demi mendapatkan nilai yang baik.
Padahal, kalau kita sudah menanamkan dalam diri kita bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan, pasti kita akan lebih mudah membaca buku-buku, baik itu buku novel ataupun buku pelajaran. Karena sesungguhnya semuanya akan kembali lagi kepada diri sendiri, apakah kita memiliki niat untuk membaca atau tidak. Karena jika sudah tidak memiliki niat, pasti juga sudah tidak berminat.
Salah satu strategi eksternal untuk meningkatkan kesadaran membaca buku adalah dengan menghadirkan Perpustakaan yang nyaman dan menyenangkan. Kehadiran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dalam 6 (enam) tahun belakangan terlihat telah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Perbaikan yang dimaksud antara lain mewujudkan pembangunan nasional yang lebih baik dan memberikan upaya penyuluhan akan peran perpustakaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Adapun tiga pendekatan yang menjadikan perpustakaan dapat melakukan perbaikan dalam rangka kesejahteraan masyarakat yaitu pendekatan kerangka regulasi, kerangka kebijakan nasional, dan kerangka kelembagaan perpustakaan. Adapun pertama yaitu pendekatan kerangka regulasi menetapkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menjadi dasar hukum tertinggi pengelolaan pengembangan perpustakaan di Indonesia. Pendekatan kedua yakni kerangka kebijakan nasional di mana Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menjadikan perpustakaan dan literasi menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional Tahun 2020-2024. Lalu ketiga, pendekatan kerangka kelembagaan perpustakaan menegaskan bahwa setelah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah diterbitkan, perkembangan kelembagaan perpustakaan semakin kuat, baik di tingkat Provinsi dan di Kabupaten/Kota. Di mana Perpustakaan Nasional juga senantiasa mengupayakan seluruh jenis perpustakaan menjadi sesuai dengan standar UNESCO.
Hal tersebut ditandai dengan tingkat kemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat telah mencapai 2,08%. Selanjutnya, beberapa capaian lain diantaranya semakin meningkatnya standarisasi atau akreditasi perpustakaan menjadi 5,12%. Dalam beberapa capaian Perpusnas beberapa tahun belakangan ini, baik dalam hal inovasi maupun kreativitas program, seluruhnya meningkatkan kondisi kegemaran membaca masyarakat Indonesia dan indeks pembangunan literasi masyarakat menjadi SDM unggul.
Dengan demikian ketika kita membaca buku secara sungguh-sungguh maka akan berdampak signifikan dengan kesejahteraan hidup dan karakter diri. Membaca buku merupakan aktivitas yang mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebab buku merupakan satu di antara sumber pengetahuan yang bisa menambah wawasan dan bisa mengetahui apa saja yang ada di penjuru dunia. Tanpa kita sadari, membaca buku dapat memberikan banyak inspirasi bagi kita demi mengabdi negeri.
Selamat membaca dan boleh berkenan memberikan masukan demi perbaikan kedepannya...Salam Literasi_100% Morotai Sejahtera_100% Indonesia Sukses menuju Manusia Indonesia Emas Tahun 2045 !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H