Perkuat Birokrasi_Lindungi Karier ASN
demi Mengabdi Negeri
(Catatan Pinggir dalam Seruan Moral Kritis-Reflektif
pada peringatan Hari Ulang Tahun KORPRI ke-53 Tahun Jumat, 29 November 2024)
Oleh Yosef Latu, S.IP. alias Kajol, Pria berkelahiran Lembata Flores NTT yang berdikari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Kajol yang juga selaku Pemerhati Sosial Politik Morotai melalui Himpunan Anak Rantau Untuk Morotai (HARUM Center) memberikan catatan kritis-reflektif untuk semua Pemangku Kebijakan Birokrasi Indonesia dan segenap keluarga besar ASN yang cinta akan Birokrasi yang sehat dan bersih demi mengabdi negeri, dalam rangka memperingati hari ualng tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun Jumat, 29 November 2024.
“Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Birokrasi ini dimaksudkan sebagai suatu sistem otorita yang ditetapkan secara rasional oleh berbagai macam peraturan. Birokrasi ini dimaksudkan untuk mengorganisasi secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang banyak,” inilah sebuah teori dari Max Weber
Eksistensi Birokrasi dalam Spirit ANEKA
(ANEKA: Akuntabilitas-Nasionalisme-Etika Moral-Komitmen Mutu-Anti Korupsi)
Pernyataan teoritis Max Weber ini berbanding terbalik dengan realita Birokrasi Indonesia. Sebab jika kita mendengar kata birokrasi maka langsung yang ada di pikiran kita adalah bahwasannya berhadapan dengan suatu prosedur yang berbelit-belit, dari suatu meja ke meja yang lain yang membosankan, dan ujung-ujungnya adalah biaya yang serba mahal. Inilah realita pandangan tradisional dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena itu, merujuk pada fakta tersebut yang mungkin dialami oleh 38 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota di Indonesia, namun saat ini penulis mencoba menelisik dan mensandingkan dengan pelayanan publik dalam Birokrasi di Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara.