Perlu digaris bawahi bahwa masyarakat tidak mengeluh karena memang pada saat itu masyarakat dianjurkan untuk tidak beraktivitas di luar rumah, sebisa mungkin kegiatan dilakukan di dalam rumah. Ketika semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tentunya pemortalan gang tidak menjadi masalah, toh keluar rumah walaupun harus putar jauh hanya sesekali saja.
Kebijakan transisi ke new normal, masyarakat sudah mulai berkegiatan di luar rumah seperti bekerja. Di pagi hari masyarakat yang ingin bekerja diharuskan mencari jalan atau putar jauh untuk keluar gang rumah, biasanya memiliki akses langsung untuk keluar gang, saat ini harus rela memotong waktu sekian menit untuk keluar komplek perumahan.Â
Ironisnya, komplek perumahan menjadi macet oleh kendaraan yang keluar masuk pada pagi dan sore hari. Tentunya hal ini sangat merugikan masyarakat yang ingin bekerja dan berkegiatan di luar rumah.
Penutupan gang dengan portal diharapkan mampu mencegah virus corona karena berarti kurangnya intesifitas lalu lalang masyarakat yang bukan dari komplek tersebut. Menjadi poin menarik untuk dicermati, bahwa masyarakat yang bukan berasal dari komplek tersebut dapat dengan mudah pula masuk dan keluar, baik melalui jalan utama maupun melompati portal.Â
Ketika hal tersebut dapat terjadi, bukankah virus corona akan tetap hadir? Tapi kan untuk mencegah saja supaya masyarakat luar malas untuk masuk ke dalam komplek. Permasalahannya siapa yang dapat menjadi kemalasan seseorang untuk tidak masuk ke dalam komplek perumahan? Apakah portal memiliki daya tolak untuk tidak didekati oleh masyarakat? Tentu tidak.
Virus corona dapat menyebar antara lain melalui sentuhan fisik. Ketika ada orang yang masuk ke dalam komplek perumahan dan tidak melakukan kontak fisik tentu saja akan tetap aman dan terhindar dari virus corona. Kebijakan-kebijakan yang sangat sederhana harus dipikirkan demi kepentingan orang banyak.Â
Pemortalan gang yang sudah dijelaskan di atas tidak buruk, hal tersebut harus diapresiasi karena memiliki intensi yang baik untuk mencegah penyebaran virus corona.Â
Kebijakan tersebut harus ditinjau lebih dalam lagi seperti membuka portal setiap gang supaya memudahkan akses masyarakat lalu rutin mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Dan setiap warga yang berjaga di portal (jalan utama keluar-masuk gang) tentu perlu menghindari kerumunan.Â
Jika pemortalan diterapkan untuk mencegah virus corona, tetapi yang menjaga portal tidak mematuhi protokol pun hasilnya tetap nihil. Hal ini yang harus menjadi PR kita semua untuk tetap meminimalisir penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Di balik itu semua, mari kita bersama-sama mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H