Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lindungi Alam, Lindungi Masa Depan Generasi Mendatang

14 Januari 2025   17:12 Diperbarui: 14 Januari 2025   17:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak pohon beringin yang siap ditanam untuk melindungi mata air (dok. pribadi)

Lindungi Alam, Lindungi Masa Depan Generasi Mendatang

Kepedulian terhadap alam adalah langkah awal untuk menyelamatkan masa depan seluruh umat manusia. Seperti diungkapkan Presiden Soekarno: "Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."

Para Kompasianer yang budiman. Tema ini saya angkat menjadi sebuah opini dalam tulisan saya karena keprihatinan terhadap betapa hancurnya alam kita saat ini karena berbagai persoalan antara lain oleh ulah manusia sendiri. Kebakaran hebat yang melanda Negara Bagian California khususnya kota para Artis Holywood, Los Angeles; banjir bandang yang melanda negara-negara gurun pasir di Arab Saudi dan berbagai bencana alam di negara kita Indonesia yang menjadi pengalaman buruk sepanjang sejarah umat manusia.

Musim Hujan, Musim Bencana

Saat ini kita sedang memasuki musim penghujan. Di mana-mana air mengalir, bahkan banjir terjadi sehingga menjadi bencana bagi manusia. Tentu kita merasa prihatin, menangis, bahkan meratapi keadaan dunia kita ini. Namun apa yang harus kita lakukan untuk membuat dunia kita 'biar sedikit' kembali tersenyum seperti sedia kala?

Memang masih ada banyak tangan-tangan jahil yang melakukan berbagai tindakan kejahatan terhadap alam seperti menebang pohon untuk berbagai tujuan, baik tujuan positif maupun negatif, tanpa menanam kembali. 

Ada juga yang dengan sengaja bahkan tahu dan mau merusak parit atau got yang telah disiapkan negara atau pemerintah dengan berbagai  sampah dan kotoran, sehingga ketika tiba musim hujan, banjir meluber ke mana-mana, tanpa ada yang bisa membatasi. 

Demikian pun karena ulah manusia yang tidak tahu diri membuang sampah di sembarang tempat, meskipun di tempat itu sudah ada peringatan, misalnya:

"Mohon Maaf, di sini bukan tempat sampah!" atau 

"Buanglah Sampah pada Tempatnya!" atau 

"Tempat Sampah, dengan tiga kategori: Sampah Organik; Sampah Anorganik; dan Sampah Beracun."

Tapi dengan seenaknya membuang sampah di mana-mana, bahkan membuang sampah persis di tempat di mana ada peringatan itu. Betapa naifnya manusia kita zaman ini. Kadang justru oleh orang-orang yang Maka bila kita mau jujur, kita harus menerima bencana demi bencana karena kejahilan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun