Lindungi Alam, Lindungi Masa Depan Generasi Mendatang
Kepedulian terhadap alam adalah langkah awal untuk menyelamatkan masa depan seluruh umat manusia. Seperti diungkapkan Presiden Soekarno: "Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
Para Kompasianer yang budiman. Tema ini saya angkat menjadi sebuah opini dalam tulisan saya karena keprihatinan terhadap betapa hancurnya alam kita saat ini karena berbagai persoalan antara lain oleh ulah manusia sendiri. Kebakaran hebat yang melanda Negara Bagian California khususnya kota para Artis Holywood, Los Angeles; banjir bandang yang melanda negara-negara gurun pasir di Arab Saudi dan berbagai bencana alam di negara kita Indonesia yang menjadi pengalaman buruk sepanjang sejarah umat manusia.
Musim Hujan, Musim Bencana
Saat ini kita sedang memasuki musim penghujan. Di mana-mana air mengalir, bahkan banjir terjadi sehingga menjadi bencana bagi manusia. Tentu kita merasa prihatin, menangis, bahkan meratapi keadaan dunia kita ini. Namun apa yang harus kita lakukan untuk membuat dunia kita 'biar sedikit' kembali tersenyum seperti sedia kala?
Memang masih ada banyak tangan-tangan jahil yang melakukan berbagai tindakan kejahatan terhadap alam seperti menebang pohon untuk berbagai tujuan, baik tujuan positif maupun negatif, tanpa menanam kembali.Â
Ada juga yang dengan sengaja bahkan tahu dan mau merusak parit atau got yang telah disiapkan negara atau pemerintah dengan berbagai  sampah dan kotoran, sehingga ketika tiba musim hujan, banjir meluber ke mana-mana, tanpa ada yang bisa membatasi.Â
Demikian pun karena ulah manusia yang tidak tahu diri membuang sampah di sembarang tempat, meskipun di tempat itu sudah ada peringatan, misalnya:
"Mohon Maaf, di sini bukan tempat sampah!" atauÂ
"Buanglah Sampah pada Tempatnya!" atauÂ
"Tempat Sampah, dengan tiga kategori: Sampah Organik; Sampah Anorganik; dan Sampah Beracun."
Tapi dengan seenaknya membuang sampah di mana-mana, bahkan membuang sampah persis di tempat di mana ada peringatan itu. Betapa naifnya manusia kita zaman ini. Kadang justru oleh orang-orang yang Maka bila kita mau jujur, kita harus menerima bencana demi bencana karena kejahilan sendiri.