Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boleh Makan Sirih Pinang Asal Jaga Kebersihan

29 Desember 2024   18:10 Diperbarui: 29 Desember 2024   18:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pemuda makan sirih pinang /Foto: Info Nabire/Nabire.net

Boleh Makan Sirih Pinang Asal Jaga Kebersihan

Pengantar

Tulisan ini kuturunkan sebagai lanjutan dari tulisanku sebelumnya yang berjudul "Makan Sirih Pinang  Terasa Lebih Nikmat dari Makan Nasi" dan mendapatkan predikat Artikel Utama. Terima kasih kepada admin Kompasiana yang telah memberikan predikat tersebut. Tulisan ini juga setidak-tidaknya hendak menjawab pertanyaan yang diajukan setidaknya dua orang Kompasianer melalui kolom komentarnya sehubungan dengan tulisan saya. 

Sebut saja Kaka Veronica Gultom berkomentar: "Saya pernah ke Raja Ampat. Masyarakat di sana juga makan sirih, termasuk yang muda-muda. Apa ada hubungan budaya? ", dan  Kaka Ragu Theodolfi: "Saya juga menikmati sirih pinang kalau ada acara adat atau sedang ke desaa-desa. Kalau di Flores, kami makan daun sirih, berbeda dengan daratan Timor yang memakan buah sirih. Keduanya tetap sama-sama enak." 

Budaya Makan Sirih Pinang

Sebagaimana kebiasaan kita menyebut 'Minum Kopi', padahal yang diminum bukan saja kopi tetapi ada juga campuran gula dan diseduh dengan air panas. Demikian pun kebiasaan orang menyebut 'Makan Sirih', tetapi seharusnya bukan hanya sirih, tetapi ada juga pinang dan kapur. Bahkan di tempat lain atau pada orang tertentu ditambahkan lagi tembakau. Tetapi selalu disebut "Makan Sirih."

Dari beberapa sumber dikemukakan bahwa mengunyah atau makan sirih pinang merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, seperti :

1.   Orang Papua : 

Sirih dan pinang memiliki nilai simbolis yang mendalam dalam budaya Papua, sebagai simbol persatuan dan persahabatan. Karena itu masyarakat Papua sangat gemar makan sirih pinang, bukan hanya orang tua-tua, tetapi juga anak-anak muda, pria dan wanita. Karena dengan makan sirih bersama, mereka menjalin persahabatan. Atau kalau bertemu dengan teman dan saling menyuguhkan sirih-pinang, itu berarti kita ini basodara. Maka dalam hal ini komentar Ibu Veronica Gultom, bisa terjawab disini!

2.   Masyarakat Suku Melayu

Masyarakat suku Melayu biasanya melakukan tradisi berkapur sirih, yang menggunakan daun sirih, pinang, gambir, tembakau, kapur, dan bunga cengkeh. Tradisi ini digunakan dalam upacara adat, seperti perkawinan dan menyambut tamu. Mereka juga punya kebiasaan makan sirih, terutama orang tua-tua, lebih khusus lagi kaum perempuan.

3.   Orang Sumba

Masyarakat Sumba percaya bahwa makan sirih pinang dan menyadurkan sirih pinang kepada sesama artinya mau berbagi dengan sesama. Ya itulah makna saling berbagi sirih pinang. Karena itu ketika kita bertamu ke rumah orang Sumba, dan kepada kita disuguhkan sirih pinang, kita seakan-akan diwajibkan untuk mengambil dan mengunyahnya sebagai tradisi saling menghargai.

4.   Orang Flores

Hampir seluruh masyarakat pulau Flores memiliki kebiasaan makan sirih, meskipun volume dan frekuensi makan sirihnya berbeda-beda dari satu wilayah ke wilayah yang lain.

Saya pernah berada di Manggarai beberapa tahun silam. Sekurang-kurangnya saya juga ikut mengalami bagaimana orang Manggarai makan sirih. Seingat saya dalam bahasa Manggarai disebut "Tjepa" (Kaka Ragu Theodolfi, bisa koreksi saya di sini). Orang di Manggarai memiliki kebiasaan makan sirih daun dan menggunakan kapur basah. 

Demikian pun masyarakat Ngada. Saya pernah tiga tahun berturut-turut berlibur di Bajawa ketika masih menjadi Mahasiswa STKIP Ruteng (Sekarang sudah jadi UNIKA Santo Paulus Ruteng). Orang Ngada juga punya kebiasaan makan sirih pinang (dalam bahasa Bajawa disebut "Ngeu").

5.   Orang Timor

Maaf, saya menyebut Timor untuk seluruh jajaran pulau: Timor sendiri, Alor, Rote dan Sabu. Seluruh masyarakat di gugusan pulau-pulau ini memiliki tradisi dan kebiasaan makan sirih pinang yang 'hebat'. Maksudnya banyak sekali! Masyarakat Alor terkenal dengan pinangnya yang besar-besar. Demikian pun masyarakat Sabu dan Rote terkenal dengan makan sirih yang aduhai. Apalagi Timor, mulai dari Kota Kupang, TTS (Soe), TTU (Kefamenanu), Belu (Atambua), dan Malaka (Betun). Ada kebiasaan makan daun sirih, tetapi kebanyakan lebih suka sirih buah.

Bila Anda pernah menumpang bus dari Kupang ke Soe dan kebetulan Anda menumpang pada sopir (driver) yang memiliki kebiasaan makan sirih, Anda bisa membayangkan bagaimana dia mengunyah sirih pinang itu. (Tak bisa membahasakannya...).

Sampai di sini mungkin apa yang dikatakan Ibu Veronica Gultom itu benar, bagi orang Papua dan orang Timor, makan sirih bukan hanya pada waktu urusan adat, tetapi setiap saat bahkan lebih banyak kali dari kebiasaan makan (nasi). Kalau makan nasi sehari hanya tiga kali, ternyata makan sirih pinang tak hanya tiga kali saja.

Asal Usul Tradisi Makan Sirih Pinang

Nah, berdasarkan temuan-temuan mengenai tradisi makan sirih pinang sebagaimana disampaikan di atas, ternyata dapat dikatakan bahwa tradisi makan sirih pinang itu diduga berasal dari budaya yang dibawa oleh masyarakat Austronesia sekitar 6000 tahun lalu.

Siapakah masyarakat Austronesia itu? Masyarakat Austronesia adalah masyarakat yang berasal dari kelompok suku bangsa Austronesia yang meliputi penduduk asli Taiwan, mayoritas kelompok etnis di Brunei, Timor Leste, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Mikronesia, Filipina, dan Polinesia.

Bangsa Austronesia diperkirakan bermigrasi dari Afrika ke daratan lain termasuk ke Nusantara sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka bermigrasi ke Indonesia melalui jalur utara melewati Filipina sampai ke Sulawesi dan Kalimantan.

Dari temuan ini, sekurang-kurangnya kita dapat menyimpulkan bahwa kebiasaan makan sirih pinang ini merupakan kebiasaan yang mendunia. Saya punya pengalaman dengan orang China di Timor yang gemar makan sirih pinang. Ada juga misionaris dari Filipina yang setelah berkarya di Timor juga memiliki kegemaran atau kebiasaan makan sirih pinang.

Plus Minus Makan Sirih Pinang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun