Boleh Makan Sirih Pinang Asal Jaga Kebersihan
Pengantar
Tulisan ini kuturunkan sebagai lanjutan dari tulisanku sebelumnya yang berjudul "Makan Sirih Pinang  Terasa Lebih Nikmat dari Makan Nasi" dan mendapatkan predikat Artikel Utama. Terima kasih kepada admin Kompasiana yang telah memberikan predikat tersebut. Tulisan ini juga setidak-tidaknya hendak menjawab pertanyaan yang diajukan setidaknya dua orang Kompasianer melalui kolom komentarnya sehubungan dengan tulisan saya.Â
Sebut saja Kaka Veronica Gultom berkomentar: "Saya pernah ke Raja Ampat. Masyarakat di sana juga makan sirih, termasuk yang muda-muda. Apa ada hubungan budaya? ", dan  Kaka Ragu Theodolfi: "Saya juga menikmati sirih pinang kalau ada acara adat atau sedang ke desaa-desa. Kalau di Flores, kami makan daun sirih, berbeda dengan daratan Timor yang memakan buah sirih. Keduanya tetap sama-sama enak."Â
Budaya Makan Sirih Pinang
Sebagaimana kebiasaan kita menyebut 'Minum Kopi', padahal yang diminum bukan saja kopi tetapi ada juga campuran gula dan diseduh dengan air panas. Demikian pun kebiasaan orang menyebut 'Makan Sirih', tetapi seharusnya bukan hanya sirih, tetapi ada juga pinang dan kapur. Bahkan di tempat lain atau pada orang tertentu ditambahkan lagi tembakau. Tetapi selalu disebut "Makan Sirih."
Dari beberapa sumber dikemukakan bahwa mengunyah atau makan sirih pinang merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, seperti :
1.   Orang Papua :Â
Sirih dan pinang memiliki nilai simbolis yang mendalam dalam budaya Papua, sebagai simbol persatuan dan persahabatan. Karena itu masyarakat Papua sangat gemar makan sirih pinang, bukan hanya orang tua-tua, tetapi juga anak-anak muda, pria dan wanita. Karena dengan makan sirih bersama, mereka menjalin persahabatan. Atau kalau bertemu dengan teman dan saling menyuguhkan sirih-pinang, itu berarti kita ini basodara. Maka dalam hal ini komentar Ibu Veronica Gultom, bisa terjawab disini!
2. Â Masyarakat Suku Melayu
Masyarakat suku Melayu biasanya melakukan tradisi berkapur sirih, yang menggunakan daun sirih, pinang, gambir, tembakau, kapur, dan bunga cengkeh. Tradisi ini digunakan dalam upacara adat, seperti perkawinan dan menyambut tamu. Mereka juga punya kebiasaan makan sirih, terutama orang tua-tua, lebih khusus lagi kaum perempuan.
3. Â Orang Sumba
Masyarakat Sumba percaya bahwa makan sirih pinang dan menyadurkan sirih pinang kepada sesama artinya mau berbagi dengan sesama. Ya itulah makna saling berbagi sirih pinang. Karena itu ketika kita bertamu ke rumah orang Sumba, dan kepada kita disuguhkan sirih pinang, kita seakan-akan diwajibkan untuk mengambil dan mengunyahnya sebagai tradisi saling menghargai.
4. Â Orang Flores
Hampir seluruh masyarakat pulau Flores memiliki kebiasaan makan sirih, meskipun volume dan frekuensi makan sirihnya berbeda-beda dari satu wilayah ke wilayah yang lain.
Saya pernah berada di Manggarai beberapa tahun silam. Sekurang-kurangnya saya juga ikut mengalami bagaimana orang Manggarai makan sirih. Seingat saya dalam bahasa Manggarai disebut "Tjepa" (Kaka Ragu Theodolfi, bisa koreksi saya di sini). Orang di Manggarai memiliki kebiasaan makan sirih daun dan menggunakan kapur basah.Â
Demikian pun masyarakat Ngada. Saya pernah tiga tahun berturut-turut berlibur di Bajawa ketika masih menjadi Mahasiswa STKIP Ruteng (Sekarang sudah jadi UNIKA Santo Paulus Ruteng). Orang Ngada juga punya kebiasaan makan sirih pinang (dalam bahasa Bajawa disebut "Ngeu").
5. Â Orang Timor
Maaf, saya menyebut Timor untuk seluruh jajaran pulau: Timor sendiri, Alor, Rote dan Sabu. Seluruh masyarakat di gugusan pulau-pulau ini memiliki tradisi dan kebiasaan makan sirih pinang yang 'hebat'. Maksudnya banyak sekali! Masyarakat Alor terkenal dengan pinangnya yang besar-besar. Demikian pun masyarakat Sabu dan Rote terkenal dengan makan sirih yang aduhai. Apalagi Timor, mulai dari Kota Kupang, TTS (Soe), TTU (Kefamenanu), Belu (Atambua), dan Malaka (Betun). Ada kebiasaan makan daun sirih, tetapi kebanyakan lebih suka sirih buah.
Bila Anda pernah menumpang bus dari Kupang ke Soe dan kebetulan Anda menumpang pada sopir (driver) yang memiliki kebiasaan makan sirih, Anda bisa membayangkan bagaimana dia mengunyah sirih pinang itu. (Tak bisa membahasakannya...).
Sampai di sini mungkin apa yang dikatakan Ibu Veronica Gultom itu benar, bagi orang Papua dan orang Timor, makan sirih bukan hanya pada waktu urusan adat, tetapi setiap saat bahkan lebih banyak kali dari kebiasaan makan (nasi). Kalau makan nasi sehari hanya tiga kali, ternyata makan sirih pinang tak hanya tiga kali saja.
Asal Usul Tradisi Makan Sirih Pinang
Nah, berdasarkan temuan-temuan mengenai tradisi makan sirih pinang sebagaimana disampaikan di atas, ternyata dapat dikatakan bahwa tradisi makan sirih pinang itu diduga berasal dari budaya yang dibawa oleh masyarakat Austronesia sekitar 6000 tahun lalu.
Siapakah masyarakat Austronesia itu? Masyarakat Austronesia adalah masyarakat yang berasal dari kelompok suku bangsa Austronesia yang meliputi penduduk asli Taiwan, mayoritas kelompok etnis di Brunei, Timor Leste, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Mikronesia, Filipina, dan Polinesia.
Bangsa Austronesia diperkirakan bermigrasi dari Afrika ke daratan lain termasuk ke Nusantara sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka bermigrasi ke Indonesia melalui jalur utara melewati Filipina sampai ke Sulawesi dan Kalimantan.
Dari temuan ini, sekurang-kurangnya kita dapat menyimpulkan bahwa kebiasaan makan sirih pinang ini merupakan kebiasaan yang mendunia. Saya punya pengalaman dengan orang China di Timor yang gemar makan sirih pinang. Ada juga misionaris dari Filipina yang setelah berkarya di Timor juga memiliki kegemaran atau kebiasaan makan sirih pinang.
Plus Minus Makan Sirih Pinang
Berdasarkan catatan hasil penelitian, sirih pinang berpotensi memiliki efek positif sebagai obat. Secara umum pinang memiliki 59 kandungan bahan aktif misalnya, flavonoid, tannin, triterpen dan steroid serta arecoline. Masyarakat secara umum mempercayai bahwa mengkonsumsi sirih pinang, khususnya dapat menguatkan gigi.Â
Berikut beberapa manfaat langsung yang dapat diperoleh dari makan sirih pinang, yaitu:
1. Menjaga Kesehatan Gigi
Kebiasaan makan daun sirih dan biji pinang dapat meningkatkan produksi air liur yang mengandung protein dan mineral baik untuk menjaga kekuatan gigi dan mencegah penyakit gusi.
2. Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan
Air liur yang dihasilkan dari mengunyah daun sirih dan biji pinang dapat membantu mengikat dan melembutkan makanan sehingga lebih mudah ditelan.
3. Meningkatkan Stamina
Biji pinang mengandung senyawa alkaloid, yakni arekolin, yang dapat membantu meningkatkan stamina.
4. Menurunkan kadar gula darah
Biji pinang dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
5. Menjaga Kesehatan Reproduksi
Buah pinang muda dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi, mengurangi keputihan, serta memperbaiki hormon yang tidak seimbang.
Di sisi lain, sirih pinang dilaporkan pula dapat berakibat negatif dan memicu berbagai penyakit. Dari laporan-laporan para peneliti, diketahui bahwa makan sirih pinang yang berlebihan ternyata berisiko menyebabkan berbagai penyakit yang tidak bisa disepelekan. Berikut potensi bahaya makan sirih bagi kesehatan, antara lain:
1. Kanker mulut
Kebiasaan makan sirih pinang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Hal ini karena biji pinang diketahui memiliki sifat karsinogenik yang dapat memicu perkembangan sel kanker dalam tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Dental Journal menunjukkan bahwa kebiasaan makan sirih dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker mulut. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa hampir setengah dari kasus kanker mulut di daerah India dan Taiwan disebabkan oleh kebiasaan mengunyah sirih pinang.
2. Meningkatkan risiko gangguan mulut
Penelitian yang terbit dalam Journal of Clinical and Experimental Dentistry mengungkapkan bahwa kebiasaan mengunyah sirih pinang juga dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit fibrosis submukosa oral atau gangguan mulut yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan jaringan mulut. Kondisi ini menyebabkan pembatasan gerakan mulut dan kesulitan untuk membuka mulut, karena senyawa alkaloid di dalam biji buah pinang, yakni arekolin dapat menyebabkan peradangan pada area mulut.
3. Penyakit Jantung
Kebiasaan makan sirih pinang dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Studi dalam jurnal Drug and Alcohol Dependence mengungkapkan bahwa orang yang sering makan sirih maupun yang sudah berhenti sama-sama memiliki risiko mengalami kekakuan pada pembuluh darah arteri (arterial stiffness).
4. Â Mengotori Pakaian dan Lingkungan sekitar
Salah satu dampak negatif yang tidak boleh diabaikan dari kebiasaan makan sirih pinang adalah dapat beresiko mengotori pakaian. Lihat saja banyak orang yang memiliki kebiasaan makan sirih bisa mengotori atau menodai pakaian yang mereka pakai. Noda akibat air liur dari sirih pinang sulit untuk dibersihkan.
Demikian pun kebiasaan makan sirih yang tidak diikuti dengan membuang air liur secara teratur akan mengotori lingkungan sekitar. Maka di mana orang banyak makan sirih pinang, di sana pasti yang ada adalah bekas air liur berwarna merah yang terbuang dan mengotori lingkungan.Â
Karena itu sekarang di beberapa kantor, Rumah Sakit Negeri maupun Swasta sudah ditempelkan peringatan "Dilarang Makan Sirih dan Membuang Air Liur Sirih Pinang di sini!"
Atambua, 29.12.2024
Referensi:
1. Â https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/manfaat-dan-bahaya-menyirih
2. Â www.halodoc.com/artikel/sering-untuk-nyirih-ini-3-manfaat-buah-pinang-untuk-kesehatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H