Untuk itu tentu tidak ada orang lain atau institusi lain yang bisa menyelamatkan keluarga selain pertama-tama adalah keluarga itu sendiri.
Maka keluarga-keluarga perlu membangun solidaritas antar keluarga untuk membangun keprihatinan bersama dengan keluarga-keluarga lain.Â
Seperti dikatakan Santo Paulus, jika satu anggota tubuh menderita, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut menderita. Dalam hal ini, mereka yang berkecimpung dalam organisasi keluarga-keluarga haruslah yang pertama-tama turun tangan membantu mengatasi aneka krisis tersebut.
Sebagai contoh Komisi Keluarga Konferensi Waligereja Indonesia mesti turun tangan untuk membantu mencarikan jalan keluar untuk mengatasi berbagai persoalan yang menimpa keluarga tersebut.
Pemerintah RI
Menghadapi berbagai kasus yang menimpa keluarga-keluarga saat ini seperti di atas, pemerintah sebagai penanggungjawab kemaslahatan masyarakat banyak perlu bertindak agar ke depan tidak terjadi lagi korban-korban dengan cara yang sama.Â
Bapak Presiden Prabowo Subianto perlu turun tangan menghadapi persoalan-persoalan praktis yang menyangkut keluarga karena ketidakmampuan untuk membeli produk, selain itu semakin menjamurnya pinjol juga bisa menjadi soal tersendiri.
Karena itu sekali lagi pemerintah mesti turun tangan untuk membenahi hal-hal yang menyebabkan krisis bagi keluarga-keluarga ini.Â
Pimpinan Agama
Semakin banyak kasus-kasus serupa menimpa keluarga, sebenarnya yang ikut bertanggung jawab adalah pimpinan agama masing-masing. Setiap agama memang tidak mengajarkan agar umatnya memilih menghabisi hidupnya dengan cara bunuh diri karena itu adalah dosa.Â
Namun tidak dapat dipungkiri, bila tidak ada lagi jalan keluar yang harus diambil. Maka kehadiran pimpinan atau tokoh agama untuk mendampingi keluarga-keluarga sangatlah penting.
Agama mengajarkan bahwa kerja keras harus dibarengi dengan doa yang mendalam dari kedalaman iman, sehingga selalu ada jalan keluar.
Dengan demikian menghindarkan diri dari bunuh diri bersama-sama sebagai satu keluarga. Karena sesungguhnya masih ada jalan lain ke Roma yang bisa ditempuh, kalau selalu membuka diri dengan Tuhan dan sesama.