Banyak keluarga baik pada masa lampau maupun masa kini yang selalu mengandalkan Tuhan dalam perjalanan pernikahan mereka. Sebab mereka yakin bahwa pernikahan itu sebuah misteri, di mana ia tidak semata-mata manusiawi, tetapi juga tidak semata-mata surgawi.
Perkawinan adalah perpaduan kegiatan insani dan surgawi. Maka andalkanlah Tuhan senantiasa. Demikian pesan mereka yang telah menjalaninya dengan sungguh.
Penutup
Kebahagiaan itu sesuatu yang fatamorgana. Ia seperti mata uang. Semakin dikejar ia semakin menghilang.Â
Saya mengakhiri artikel sederhana ini dengan mengutip beberapa pesan baik dari Alkitab maupun ajaran-ajaran mengenai bahagianya suatu pernikahan dan keluarga:
a.  Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang selalu membangun komunikasi yang baik di antara suami istri. Sebab          Rumah tangga adalah tempat di mana cinta, kasih sayang, dan pengertian saling bertumbuh.Â
b.  Ketulusan dan kesabaran adalah kunci utama dalam menjaga kebahagiaan rumah tangga.  Sebab setiap rumah tangga memiliki         masalahnya sendiri, yang penting adalah bagaimana cara mengatasinya.Â
c. Â Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Â Â Â Â Â Dan kasih itu tidak berkesudahan (I Kor 13: 7-8).
Demikianlah tulisan sederhana ini semoga bermanfaat untuk memberi pencerahan bahwa kebahagiaan sebuah pernikahan bukanlah pertama-tama dibangun di atas pesta pora, tetapi terletak pada bagaimana penghayatan kita terhadap makna pernikahan itu sendiri dan bagaimana menjalaninya dalam kehidupan ini.
Atambua, 04.12.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H