Kini kerbau hampir tidak dapat dijumpai lagi di Timor. Selain karena umur kebuntingan kerbau yang sangat lama yang tentu saja berpengaruh terhadap bertambahnya populasi kerbau, juga semakin berkurangnya akibat penyembelihan yang terus menerus.
Hasil penelitian Chantalakhana (1981) menyatakan umur beranak pertama kerbau di Indonesia berkisar 3,5-4,7 tahun. Lama kebuntingan kerbau 310-330 hari atau rata-rata 10-11 bulan.
Karena itu penulis menganjurkan kepada pemerintah untuk melindungi populasi kerbau di Timor dengan melakukan 'pelarangan' jual beli dan terlebih penyembelihan kerbau pada kurun waktu tertentu, supaya dengan itu bisa menambah atau mengembalikan kejayaan kerbau di Timor.
Dampak langsung dari perubahan iklim maupun kebijakan pembangunan sektor agraria, tidak saja mengubah matapenghidupan peternak dan petani, tetapi juga mengubah budayanya.
Anjloknya populasi kerbau berpengaruh juga pada berkurangnya budaya beternak kerbau. Bahkan anak-anak sekolah zaman sekarang tidak bisa melihat langsung kerbau di sawah, selain hanya melihat gambar kerbau.Â
Demikian pun budaya konsumsi susu segar produksi peternak kerbau, telah berubah menjadi budaya konsumsi susu kaleng.Â
Pada zaman dulu, ketika masih banyak kerbau di Timor, anak-anak Timor bermain sambil memeras susu segar pada pagi hari dan minum susu segar.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Atambua, 03.12.2024
Sumber Referensi:
Melkior Koli Baran, Anjloknya Populasi Kerbau Timor (Kabar Flobamora)Â dalam Majalag Flobamora, Edisi 109 Tahun keduabelas 2024, hlm. 20-21.