Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Hari Guru Nasional: Menjadikan Siswa-Siswi Berbau Buku dan Perpustakaan

26 November 2024   11:43 Diperbarui: 26 November 2024   12:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mgr. Paul Budi Kleden, SVD saat kunjungan perdana ke Kevikepan Bajawa. (Foto: kupang.tribunnews.com)

Refleksi Hari Guru: Menjadikan Murid-Murid Berbau Buku dan Perpustakaan

Pengantar

GURU adalah unsur utama yang amat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan suatu bangsa. Peringatan hari Guru Nasional ke-30 pada Senin, 25 November 2024 merupakan momentum bagi guru untuk berpikir lebih keras dan berjuang lebih kuat lagi dalam menghadapi tantangan pendidikan dewasa ini.

Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan (2014-2016) dalam Indonesia Mengajar (2013) mengatakan bahwa menjadi guru itu adalah sebuah tugas mulia. Dengan mendidik, guru mengambilbagian dalam tugas konstitusional negara. Namun, sesungguhnya mendidik adalah tugas moral setiap orang terdidik, terutama orang tua di rumah.

Tema Hari Guru Nasional 2024 adalah "Guru Hebat, Indonesia Kuat." Dari seorang guru dituntut inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan tugas pendidikan di sekolah.

Dewasa ini kita telah hidup dalam sebuah era yang penuh dengan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun demikian, banyak pihak meragukan kualitas kemajuan di bidang pendidikan.

Diantaranya adalah rendahnya kualitas dan semangat literasi kita. 

Kwik Kian Gie mantan Menteri pada zaman Megawati mengatakan:

"Orang pintar Indonesia banyak, tetapi pemerintah kita sekarang ini diisi dengan artis dan politisi yang malas baca."

Nah, berhadapan dengan fenomena tersebut, sehubungan dengan Hari Guru Nasional yang mana Guru adalah penggerak literasi yang utama, maka patutlah pada kesempatan ini kita melakukan refleksi dan berharap kepada para Guru kita.

Buku dan Perpustakaan

Pada Hari Guru Nasional (HGN) ini dan berkenaan dengan adanya penurunan daya literasi di kalangan murid/siswa maka baiklah di sini saya kutipkan beberapa kata mutiara yang bisa menjadi motivasi bagi kita untuk mencintai buku dan menemukannya di perpustakaan, sebagai berikut:

1.   "Buku adalah cara unik manusia untuk memandang dunia. Buku menjelajahi semua bagian kehidupan, mengubah kehidupan, dan memungkinkan untuk melihat berbagai hal secara berbeda. Buku dapat mengubah hidupmu." 

2.   "Buku selalu menjadi cara terbaik untuk belajar, berkembang, dan terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia. Buku membuka pikiran kita, memberi kita perspektif baru, dan membuat kita berpikir berbeda tentang kehidupan."

3.    "Buku adalah teman yang paling tenang dan setia; buku adalah kekayaan tertinggi, karena buku akan memberi kita waktu dan ruang, penyembuhan, penghiburan, dan pemahaman." (www.bola.com/ragam/read/5174731/40-kata-kata-mutiara-bijak-buku-bisa-mengubah-hidupmu)

4.   "Aku tidak perlu jauh-jauh mencari harta karun. Aku menemukannya setiap kali aku mengunjungi perpustakaan." -- Michael Embri.

5.   "Membaca adalah jendela dunia, dan perpustakaan adalah pintu masuknya." - Laura Bush

6.   "Ketika kamu membaca di perpustakaan, kamu bisa bepergian ke tempat-tempat yang tak terjangkau oleh kaki." - Katie Williams

(https://kumparan.com/inspirasi-kata/kumpulan-kata-kata-tentang-perpustakaan-ajak-supaya-gemar-membaca)

Menarik untuk disimak dan diperhatikan sebuah pernyataan yang dikemukakan oleh Dr. Paulus Budi Kleden. Beliau adalah seorang Uskup Gereja Katolik Keuskupan Agung Ende yang dikenal dengan Mgr. Paulus Budi Kleden SVD. 

Di hadapan civitas academika Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik Regina Pacis Bajawa, Flores, NTT (Sabtu, 23/11/2024), yang terdiri dari para siswa, tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan, Uskup Budi Kleden meminta agar "menjadi siswa yang berbau buku dan berbau perpustakaan."

"Saya mau katakan kepada adik-adik sekalian, jadilah siswa-siswi yang berbau buku, yang berbau perpustakaan. Jadilah sahahat buku, dan buku sabahat. Buku  yang bisa diakses dalam perpustakaan. Jadilah siswa-siswi yang berbau perpustakaan," kata Uskup Paul Budi Kleden, SVD dalam sambutannya saat perayaan setahun Mgr. Vincentius Sensi Potokota.

Pada saat itu juga terjadi peluncuran dan bedah buku bertajuk "PRAEDICA VERBUM OPPORTUNE IMPORTUNE-WARTAKANLAH FIRMAN BAIK ATAU TIDAK BAIK WAKTUNYA." (https://www.pojokbebas.com/uskup-paul-budi-kleden-jadilah-siswa-siswi-berbau-buku-dan-perpustakaan)

Bagaimana Upaya Selanjutnya

1.   Guru Harus Menjadi Teladan Membaca

Untuk menjadikan siswa berbau buku dan berbau perpustakaan, kiranya tidak ada cara lain selain mulai dari GURU. Guru harus bisa membaca dan menulis. 

Pertanyaannya, sejauhmana para guru kita dewasa ini memiliki kebiasaan dan semangat untuk membaca buku? Bagaimana kalau guru sendiri kurang membaca, lalu ia mau mewajibkan siswanya untuk membaca? 

Bagaimana dengan pernyataan: 'Verba docent, exempla trahunt', 'Kata-kata mengajar, tetapi teladan menarik.' Guru harus menjadi teladan dalam membaca.

Dulu ketika penulis masih SMP, seorang guru pernah mengatakan, "Kalau mau jadi orang pintar, harus rajin-rajinlah membaca, Dan kalau mau jadi kutu buku, Anda harus bisa merekatkan 'pantat' (maksudnya: kedudukan) Anda pada kursi."

2.   Guru Memberi Tugas Membaca kepada Siswa

Guru harus membiasakan dirinya untuk selalu membaca setiap hari, lalu menugaskan siswanya untuk membaca di perpustakaan setiap saat, setiap hari. 

Setelah memberi tugas kepada siswa untuk membaca buku apa saja, menuliskannya kembali, lalu mengumpulkannya kepada guru. Tugas guru selanjutnya adalah memeriksa, artinya membaca kembali tugas yang telah dijalankan siswa, dan memberi nilai terhadap hasil bacaan dan tulisan siswa.

Hanya dengan 'memaksa' seperti itu, kita bisa mencapai kualitas literasi yang diharapkan.

3.   Menugaskan kepada Orang Tua untuk Tugas yang sama

Apa yang telah dilakukan di sekolah, hendaknya diteruskan juga di rumah. Siswa memiliki lebih banyak waktu di rumah. Maka kepada orang tua juga diminta untuk melakukan tugas yang sama kepada  anak-anaknya di rumah. 

Dengan demikian antara guru di sekolah, siswa dan orang tua di rumah memiliki tugas dan keprihatinan yang sama untuk meningkatkan kualitas literasi membaca dan menulis untuk menjadikan para siswa berbau buku dan berbau perpustakaan.

Penutup

Kita berharap dengan merayakan Hari Guru Nasional melalui berbagai kegiatan dan refleksi, kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di tanah air kita Indonesia tercinta. 

Bersama Presiden kita Prabowo Subianto dan Wakil Presiden kita Gibran Raka Buming Raka kita ciptakan Indonesia yang mencintai literasi.

Akhirnya suatu waktu ketika mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia betul -betul memiliki para Guru dan Siswa yang berbau Buku dan berbau Perpustakaan, sebagaimana diharapkan Mgr. Paul Budi Kleden, SVD. Semoga menjadi kenyataan!

Atambua: 26.11.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun