Nekad Utang Untuk Pesta Pernikahan yang Meriah dengan Iming-Iming Amplop Menutup Seluruh Biaya
Pernikahan adalah ibadah dan setiap ibadah akan bermuara pada cinta-Nya sebagai tujuan. Maka sudah sewajarnya setiap upaya untuk meraih cinta-Nya mesti dilakukan dengan sukacita.
Saat ini untuk menyelenggarakan sebuah pesta pernikahan yang meriah bukanlah hal yang mudah. Semua harga bahan, barang dan jasa tidak murah lagi.
Banyak hal mesti mendapatkan pertimbangan yang matang. Meskipun pernikahan itu sebuah acara yang sakral dan diniatkan untuk dilakukan sekali untuk seumur hidup, namun rencana resepsi dengan kehadiran banyak orang dan ditempat yang spesial dengan acara spesial pula tidaklah semurah dahulu ketika orang tua kita menikah.
Saat ini boleh dikatakan sebagai zaman serba kemahalan. Maka menyelenggarakan resepsi pernikahan dengan modal nekad dan iming-iming akan menerima banyak amplop dan menutup semua biaya hanyalah sebuah ilusi.
Banyak pengalaman telah membuktikan hal ini. Merencanakan pesta pernikahan dengan acara besar-besaran berakhir dengan hutang, bahkan pada akhirnya berujung pada cerai karena saling menuding bukan hanya di antara kedua mempelai, tetapi melibatkan juga keluarga besar, dalam hal ini orang tua kedua belah pihak.
Tulisan ini hendak mengangkat sebuah sharing pengalaman yang tidak mengenakkan gara-gara menyelenggarakan pesta pernikahan untuk gagah-gagahan namun berujung perceraian, dan beberapa tips untuk menghindari hal itu, serta makna yang harus dipetik dari pengalaman pahit itu.
Sebuah Sharing Pengalaman
Sudah banyak kali kami bertindak sebagai wali pernikahan atau dalam tradisi Agama Katolik disebut Saksi Pernikahan Kudus.Sering disebut juga dengan istilah "menjadi bapa-mama ani pernikahan." Â Ada banyak pengalaman yang terjadi dengan "anak-anak ani kami."
Tentu saja kami tidak bermaksud untuk membuka rahasia yang sudah lama tersimpan dalam benak kami, namun semata-mata untuk menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna, sekaligus mengenang kembali masa-masa sulit saat itu.
Kini 'anak-anak ani' kami itu sudah hampir memasuki usia perak pernikahan. Kami berharap sharing ini dapat berguna bukan hanya bagi banyak orang, tetapi terutama bagi mereka untuk ke depan, termasuk anak-anak mereka ketika menikah nanti.
Ada yang sungguh-sungguh sudah menyiapkan rencana pernikahan mereka dari awal yaitu kedua calon mempelai ketika mereka masih berpacaran.Â