Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Debat Publik III Pilkada Belu 2024: Kearifan Lokal & Lingkungan Hidup Mendapat Perhatian

21 November 2024   18:08 Diperbarui: 21 November 2024   18:31 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sumber foto instagram KPU Belu

Debat Publik III Pilkada Belu 2024: Kearifan Lokal & Lingkungan Hidup Mendapat Perhatian

"Kearifan lokal adalah warisan tak ternilai yang harus dijaga untuk keseimbangan kehidupan, dan menghormati tradisi adalah cara terbaik untuk menghormati leluhur."

Hari ini Kamis (21 /11-2024) Komisi Pemilihan Umum Propinsi Nusa Tenggara Timur dan KPUD Kabupaten Belu menyelenggarakan Debat Publik III dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Belu yang diikuti oleh empat (4) pasangan calon bupati dan wakil bupati Belu 2024-2029.

Paslon 01: Wilibrodus Lay, SH dan Vicente Hornai Gonzalves, ST; Paslon 02: dr. Agustinus Taolin, Sp.PD dan Yohanes Tai Bere (Anus Koy); Paslon 03: Servasius Serbaya Manek, SH, MH dan Pius Agustinus Bria, SE; dan Paslon 04: Hironimus Mau Luma dan Theodorus Seran Tefa.

Kearifan Lokal dan Lingkungan Hidup

Menarik bahwa pada debat publik ketiga ini salah satu isu yang diangkat adalah kearifan lokal dan lingkungan hidup. Melalui tim panelis diangkat juga isu Kabupaten Belu sebagai kabupaten perbatasan yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Bicara soal kearifan lokal berarti bicara tentang pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan strategi kehidupan yang dimiliki oleh masyarakat lokal untuk menjawab berbagai permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan mereka. 

Kearifan lokal itu sesungguhnya merupakan warisan leluhur yang berasal dari nilai-nilai luhur budaya masyarakat setempat. Kita mengetahui bersama bahwa antara masyarakat atau rakyat kabupaten Belu dan rakyat Timor Leste memiliki kesamaan budaya, suku, dan bahasa. 

Pertalian darah karena keturunan, memiliki budaya yang sama, dari suku yang sama, bahkan bahasa yang sama tidak mungkin saling melupakan antara orang Timor di Belu Indonesia, dengan orang Timor di Timor Leste.

Karena itu, sungguh diperlukan kerjasama yang baik antara kedua negara dalam hal ini Indonesia dan Timor Leste untuk mengurus dan mengatur perlintasan orang dan barang baik dari Indonesia ke Timor Leste maupun sebaliknya, supaya keterikatan budaya, suku, dan bahasa tetap dipertahankan melalui regulasi antar kedua negara.

Selain perbatasan darat yang panjang, terdapat juga sungai atau kali yang menjadi pembatas wilayah antara Indonesia dalam hal ini Kabupaten Belu dengan Negara Timor Leste. 

Salah satu daerah aliran sungai di perbatasan adalah Kali Talau dan Kali Mali Baka yang ada di Sektor Timur khususnya di Kecamatan Raihat yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. 

Saat ini mengalami kerusakan akibat erosi karena itu kabupaten Belu sebagai kabupaten perbatasan perlu membangun kerja sama dengan Negara Timor Leste untuk penanganan daerah aliran sungai lintas negara.

Untuk menangani DAS lintas negara, diperlukan persepsi dan komitmen bersama dari kedua negara dan seluruh stakeholders. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani DAS lintas negara, antara lain:

1.   Menyusun Rencana Pengelolaan DAS (RPDAS): 

      RPDAS lintas negara disusun berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang disepakati oleh kedua negara dalam hal ini Indonesia              dan Timor Leste. RPDAS lintas negara harus  mengakomodasikan berbagai kepentingan dalam suatu wilayah DAS.

2.   Menerapkan teknik Soil and Water Assesment Tool (SWAT):

      Teknik ini dapat digunakan dalam penyusunan RPDAS lintas negara untuk memastikan bahwa penanganan DAS lintas negara akan        terlaksana dengan baik dan berhasil.

3.   Membangun kerja sama yang baik: 

      Kerja sama yang baik antara kedua negara dapat terjalin dalam pengelolaan DAS lintas negara.

Persoalan Perbatasan Antar Negara

Tentu saja, Pos Lintas Batas Negara yang ada baik secara resmi maupun illegal menyimpan berbagai persoalan. Karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa perlintasan manusia dari dan ke Indonesia-Timor Leste sering terjadi. 

Maka kepada calon bupati dan wakil bupati Belu untuk memperhatikan hal ini, terutama dari sisi kemanusiaan, tanpa mengabaikan sisi aturan atau regulasi.

Sebagai kabupaten yang memiliki multi etnis atau keberagaman budaya dan suku diperlukan cara-cara penanganan yang bijaksana supaya kabupaten Belu berada di garda terdepan menampilkan wajah NKRI di mata masyarakat dan rakyat Negara Timor Leste.

Dalam debat publik terakhir ini, masing-masing paslon memberikan bukan hanya sekedar janji-janji kosong tetapi ide-ide bernas, manakala mereka terpilih maka mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk melestarikan kearifan lokal di Kabupaten Belu, sebagai kabupaten yang multi etnis, serta mengupayakan pembangunan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Jelas terlihat bahwa masing-masing paslon telah siap secara lahir dan batin bila terpilih nanti atau diamanatkan oleh rakyat Belu untuk memimpin Belu periode 2024-2029.

Penutup

Dengan berakhirnya masa kampanye selama 60 hari dan debat publik antar calon bupati dan wakil bupati di mana mereka menyampaikan visi-misi untuk membangun Rai Belu tercinta, mudah-mudahan dapat terpilih pada tanggal 27 November 2024.

Dengan demikian Pilkada Hijau yang diharapkan bisa tercapai manakala visi-misi paslon dapat diaktualisasikan dalam pembangunan daerah kabupaten Belu sebagai daerah perbatasan.

Terimakasih kepada keempat paslon peserta Pilkada Belu 2024 yang telah memebrikan pendidikan politik melalui masa kampanye dan debat publik selama tiga kali. Semoga menjadi pemimpin yang kreatif, inovatif dan berkarakter ketika terpilih untuk membawa kabupaten Belu semakin di depan.

Ingatlah bahwa suatu bangsa yang menghancurkan tanahnya sama dengan menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru--paru dari tanah kita. Untuk itu mari kita memurnikan udara dan memberi kekuatan baru kepada anak cucu kita. Sebab " Bumi adalah ibu kita. Terlepas dari keinginan kita untuk menyakiti ibu kita, dia akan selalu mencintai kita selamanya." (Laudato Si)

Semoga artikel yang sederhana ini dapat bermanfaat!

Atambua, 21.11.2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun