Kalau tadi Prof. Noah Williams mengemukakan 5 (lima) penyebab, maka ia juga menawarkan kepada kita, terutama mereka yang sedang mengalami Lonely Marriage atau sekedar sebagai jaga-jaga jangan sampai suatu saat keluarga Anda juga mengalami masalah kesepian dalam pernikahan.
Berikut 5 (lima) cara mengatasi kesepian pernikahan itu, antara lain:
1) Â Berkomunikasi secara efektif dengan pasangan Anda
Masalah komunikasi memegang peranan penting. Menurut Nancy L. Van Pelt dalam bukunya "Compleat Communication" sebagaimana dikutip Liwidjaja-Kuntaraf mengemukakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Majalah Redbook terhadap 730 Penyuluh Pernikahan dengan pertanyaan pokok: "Apakah penyebab kehancuran banyak rumah tangga?" Ternyata terdapat 10 penyebab utama yang diberikan secara berurutan, dan justru penyebab pertama adalah "Rusaknya Komunikasi Keluarga."
Yang dimaksudkan dengan komunikasi yang efektif di sini adalah sebuah komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan. Mungkin saja selama ini pasangan Anda sangat mengharapkan suatu relasi komunikasi yang terbuka. Terutama pasangan yang masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dan kadang kurang sekali komunikasi satu sama lain.
Ingat, komunikasi melalui media sosial, tidak bisa menggantikan komunikasi fisik dan emosional.Â
"Perbaikilah komunikasi Anda dengan pasangan, maka kesepian itu akan hilang menjauhi pernikahan Anda!"
2) Â Memperbaiki Relasi Emosional dengan Pasangan
Sekali lagi dikatakan bahwa pernikahan tidak semata-mata hubungan fisik saja, tetapi terutama saling memahami satu sama lain, dalam hal ini relasi emosional. Apakah Anda sungguh yakin bahwa relasi pernikahan Anda berdua sungguh-sungguh saling memuaskan secara emosional?
Kalau Anda mengalami kesepian dalam pernikahan karena kurangnya relasi emosional, maka carilah kesempatan bagi Anda berdua untuk memperbaiki relasi emosionalmu. Bagaimana caranya?
Kompas.com mengemukakan pentingnya mengenali temperamen pasangan. Salah satu cara untuk memperbaiki relasi emosional adalah jangan memperbesar masalah diantara Anda berdua sehingga tidak menambah emosi pasangan.
3) Â Berusaha Menyatukan Persepsi Bersama
Kadang-kadang mungkin kita berprasangka buruk terhadap pasangan. Liwidjaja-Kuntaraf memandang prasangka sebagai problem komunikasi keluarga yang sangat umum dan sekaligus menjadi pengganggu kebahagiaan rumah tangga.
Sebagai contoh: seorang istri merasa kesepian karena memiliki prasangka yang keliru terhadap suaminya. Ia berpikir suaminya marah terhadapnya, pada hal suami hendak meminta maaf kepadanya.Â