Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Mengucapkan "Salam" untuk Menghindari Perundungan di Tempat Kerja (1)

22 Oktober 2024   20:51 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perundungan di tempat kerja/Pijar Mahir.id (Australian Human Rights Comission)

Pentingnya Mengucapkan "Salam" untuk Menghindari Perundungan di Tempat Kerja

SALAM atau SELAMAT sebuah kata yang lumrah yang sudah tidak asing lagi di dalam kehidupan keseharian manusia. SALAM merupakan salah satu dari 5 Kata Ajaib atau keutamaan sosial dalam hidup yaitu 'Salam, Terima kasih, Permisi, Maaf, dan Tolong' yang menurut Paus Fransiskus akhir-akhir ini diabaikan dalam komunikasi antarsesama.

Menurut penulis, bisa jadi karena berbagai hal antara lain merasa sudah biasa, maka orang jarang mengucapkan 'salam' satu terhadap yang lain.

Karena itu sekali lagi Paus Fransiskus meminta agar kebiasaan yang baik ini hendaknya dilakukan dan terlebih diajarkan lagi kepada anak-anak sejak dini.

Bukan tidak mungkin, bisa saja perundungan di tempat kerja terjadi karena akibat tidak saling menghargai, diantaranya saling mengucapkan salam. Maka menurut penulis, salah satu cara untuk mencegah dan meminimalisir perundungan atau pem-bully-an di tempat kerja, hendaknya setia mengucapkan salam satu sama lain, terlebih dari yunior kepada senior.

Sebab, menurut Rahmatullah (2023), perundungan itu sendiri merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti seseorang. Perundungan itu bisa terjadi bukan juga tanpa alasan. Bisa jadi karena kebiasaan, tetapi juga karena kelalaian Perundungan atau Pem-bully-an biasanya dilakukan berulang kali baik oleh individu terhadap individu, maupun secara kelompok terhadap individu.

Pengertian dan Penggunaan Kata "Salam"

Kata ini merupakan sebuah kata yang baik untuk diajarkan atau dibiasakan kepada anak. Sebab setiap agama memiliki kata salam yang khas yang berbeda-beda.

Kata Salam merupakan kata pembuka setiap pertemuan.

Pernah dalam suatu pertemuan para pasangan suami istri, seorang Biarawati bertanya kepada para suami:

"Siapakah di antara para suami yang hadir ini, yang mengucapkan "Selamat pagi" kepada istrinya tadi pagi?"

Semua peserta terdiam, karena tak satu pun di antara bapak-bapak yang mengucapkan 'selamat pagi' kepada istrinya tadi pagi. Karena semua sudah merasa biasa. Jadi tak perlu mengucapkannya!

Salam dalam bentuk ucapan adalah berupa kata atau frasa yang bersifat ritual yang digunakan untuk memperkenalkan diri atau untuk menyapa orang lain.

Bentuk ucapan salam itu sangat beragam, diantaranya:

* Sapaan saat baru bertemu, seperti: "Halo", "Hai", dan yang agak kasar: "He" (dari bahasa Inggris: hello, hi, dan hey)

* Ungkapan perhatian terhadap keadaan seseorang, seperti "Apa kabar?" "Salam jumpa."

* Ucapan selamat yang berkaitan dengan waktu, seperti: "Selamat pagi", "Selamat siang", "Selamat sore", "Selamat malam."

* Ucapan selamat berkaitan dengan peristiwa tertentu, seperti: "Selamat ulang tahun", "Selamat hari raya", "Selamat datang", "Selamat jalan."

* Salam berkaitan dengan agama, seperti: "Assalamu alaikum" (Islam), "Shalom" (Kristen), "Namo Buddhaya" (Buddha), "Om Swasti Astu" (Hindu).

Selain kata atau ucapan, salam juga bisa dalam bentuk gerakan yang biasanya diungkapkan dengan cara:

Berjabat tangan atau disebut juga bersalaman; menganggukkan kepala; membungkukkan badan; mencium tangan; mencium pipi, atau cium hidung (khusus di NTT, lebih khusus lagi di Sabu dan Timor); melambaikan tangan; atau mengangkat topi.

Akhir-akhir ini kebiasaan atau keutamaan sosial memberi "Salam" kepada orang lain telah menjadi sesuatu yang langka. Anak-anak sekolah hanya mengucapkan salam kepada gurunya saja. Orang yang bukan gurunya, tidak disalami.

Mengapa Perlu Mengucapkan "Salam"

1.   Salam mengandung Doa dan Sapaan

Semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk mengucapkan salam, mengingat salam di dalamnya terkandung doa. Dalam hal ini mengandung dua hal sekaligus yaitu doa dan sapaan.

Dalam praktik, sapaan bisa jadi hanya disampaikan kepada orang yang sudah kita kenal. Sedangkan salam dianjurkan untuk disampaikan kepada orang yang sudah kita kenal maupun orang yang belum kita kenal. Sebab di dalamnya ada doa untuk semua orang. Maka sejatinya setiap orang yang bertemu dengan kita di manapun, senantiasa kita doakan dengan kebaikan dan keselamatan.

2.   Penguat Tali Persaudaraan, Tali Silaturahmi, dan Tali Kasih Sayang antarsesama umat Manusia

Salam dalam bahasa Ibrani "Shalom" artinya "Semoga damai menyertaimu." Dengan mengucapkan kata "Shalom" berarti segala yang baik diharapkan turun atas orang yang menerima shalom tersebut.

Dengan demikian, salam bisa menjadi penguat tali persaudaraan, tali silaturahmi, tali kasih sayang di antara sesama umat manusia. Semakin sering kata 'salam' kita ucapkan, semakin kuat juga kasih sayang serta ikatan dan persaudaraan kita. 

Sebaliknya, semakin jarang kita mengucap 'salam', maka damai, kasih sayang dan persaudaraan antar manusia dapat melemah bahkan retak.

3.   Sarana Komunikasi yang Paling Efektif untuk menghindarkan Perundungan

Di samping itu juga, salam merupakan sarana komunikasi yang paling efektif untuk memperkuat dan meneguhkan ikatan sosial di antara umat manusia. Salam dapat mendekatkan jarak atau gap sosial yang mulai melebar di era saat ini. 

Salam akan membuat orang yang tadinya tidak saling kenal menjadi kenal dan memperkuat hubungannya dengan orang yang sudah dikenalnya. 

Salam yang kita ucapkan dapat melunturkan permusuhan, menghilangkan kecurigaan di antara sesama, dan dengan demikian salam dapat menghindarkan orang dari perundungan atau pembullyan di tempat kerja atau di mana saja.

Sebuah Ajakan

Marilah kita saling mengucapkan Salam atau Selamat supaya dengan itu kita membawa damai kepada orang yang kita ucapkan salam kepadanya. 

Salam atau selamat hendaknya diajarkan dan ditularkan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya kepada anak-anak sejak dini supaya mereka menjadi 'duta damai' di mana saja berada dengan selalu mengucapkan Salam atau Selamat kepada semua orang yang dijumpainya.

Entah dengan ucapan atau bentuk apapun, salam atau selamat hendaknya mengungkapkan kasih persaudaraan dan damai di antara sesama umat manusia. Dengan demikian mengucapkan salam juga menghadirkan Tuhan yang Maha Besar di antara manusia.***

Atambua, 22.10.2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun