Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasar Kue Cucur Oesao Jajanan Khas Sepanjang Jalan Trans Timor

21 Oktober 2024   09:28 Diperbarui: 21 Oktober 2024   17:38 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kue cucur Oesao, jajanan khas Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto : Meylinda Putri Yani Mukin 

Pasar Kue Cucur Oesao Jajanan Khas Sepanjang Jalan Trans Timor

Bagi Anda yang pernah melewati jalan Trans Timor Kupang - Atambua atau Dili ibukota Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), mungkin Anda masih ingat ketika tiba di sebuah pasar yang namanya 'Pasar Oesao.' Di sana Anda tiba pada beberapa lapak di jalan Trans Timor itu, Anda ditawari aneka kue dan jajanan khas.

Mengenal Kue Cucur

Salah satu diantara aneka kue dan jajanan khas itu adalah 'Kue Cucur.' Kue Cucur adalah penganan atau jajanan yang dibuat dari adonan tepung beras dan gula merah, kemudian digoreng.

Dilihat dari bentuk dan warnanya yang khas, bahkan secara kelakar, orang menamai kue ini dengan bahasa Kupang, "Kue Pinggir Babunga, Tengah Babangka."

Kue cucur yang dijual di pasar kue Trans Timor di Desa Oesao itu dari rasanya akan berbeda ketika Anda membelinya di tempat lain. Manis dan lembutnya kue cucur Oesao itu berasal dari air gula merah yang asli dan tepung beras yang dicampur menjadi satu sehingga setelah dimasak warnanya pun khas pula.

Menurut Mama Itha, seorang penjual Kue Cucur Oesao yang sudah bertahun-tahun menggelutinya, "kue cucur Oesao sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dulu hingga saat ini. Kue cucur Oesao juga sudah diklaim sebagai jajanan khas NTT."

Meskipun Kue Cucur juga dikenal di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Brunei, tapi soal rasa rupanya kue cucur Oesao lebih nikmat ketimbang yang lain. Apalagi bila disajikan bersama segelas kopi hitam, "aduh nikmatnya hingga di ubun-ubun," kata anak-anak muda.

Pasar Kue Cucur Oesao

Salah satu tempat penjualan kua cucur yang populer berada di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao,Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Terletak tidak jauh dari Pasar Oesao yang ramai setiap hari itu, ada sekitar 7 (tujuh) lapak di pinggir jalan Trans Timor yang mengkhususkan untuk menjual 'kue cucur'.

Baca juga: Lu

Ketika Anda tiba di lokasi Pasar Kue Cucur Oesao itu, Anda akan menjumpai di lapak-lapak itu tataan kue cucur yang apik di piring yang terletak di dalam etalase kaca dengan harga yang terjangkau. Sesekali terdengar suara ibu-ibu atau anak-anak dengan teriakan yang khas "Kue cucur, kue cucur, pinggir babunga, tengah babangka."

Harga dan Rasanya

Mama Itha yang sudah bertahun-tahun lamanya menjual kue cucur bersama anaknya itu telah menetapkan harganya.

Kata Mama Itha, "Untuk satu piring kue cucur berisi sembilan potong cucur dihargai dengan Rp 10.000. Tapi kalau Anda membeli dua piring seharga Rp 20.000, Anda akan mendapatkan tambahan 2 potong cucur menjadi 20 potong."

Itulah teknik pemasaran yang digunakan oleh ibu-ibu penjual kue cucur di Oesao, jalan Trans Timor itu.

Mama Itha menambahkan, "Soal rasa tiada duanya. Dijamin beda dan khas. Sekali Anda mencoba, Anda tidak akan merasa cukup kalau hanya menikmati sepotong kue cucur saja pada setiap sarapan Anda!"

Omzet dan Keuntungan

Tell Tulle, seorang penjual lain di salah satu lapak itu mengatakan, ia bersama anak buahnya terus memasak (menggoreng) kue cucur untuk memenuhi kebutuhan para pembeli.

Setiap hari, kue cucurnya bisa laku 400 hingga 500-an piring. Maka bila dihitung dengan teliti maka omzetnya bisa mencapai Rp 8 sampai 10 juta setiap harinya. Bahkan bila pada musim liburan atau akhir tahun, jualan kue cucurnya bisa meningkat tajam. Sebab ada yang jauh-jauh hari sudah memesan.

Tell Tule telah menghitung dengan saksama omzet dan keuntungan bersih yang diperolehnya setiap hari dari menjual kue cucur itu. Menurut perhitungannya setiap hari dia membutuhkan 10 liter gula air asli; 20 kg tepung beras dan 5 liter minyak goreng.

Harga 1 liter gula air @ Rp 25.000 = Rp 250.000,-

Harga 1 kg tepung beras @ Rp 10.000 = Rp 200.000,-

Harga 1 liter minyak goreng @ Rp 18.000 = Rp 90.000,-

Total pengeluaran untuk sehari Rp 540.000,-

Maka keuntungan yang diperoleh selama satu hari berkisar antara tujuh sampai delapan juta .

Baik Mama Itha maupun Tell Tule mengatakan bahwa kue cucur harus dibuat dengan air gula merah yang lebih banyak agar warna dan bentuknya menjadi bulat sempurna seperti topi. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli.

"Pembeli itu adalah raja. Mereka biasa pilih-pilih. Kalau bentuk dan warnanya tidak baik, mereka pasti cari yang lain. Karena itu kita harus buat yang terbaik supaya menarik pembeli," kata keduanya sepakat.

Setiap hari bahkan di hari libur, kue cucur Oesao menjadi jajanan yang wajib dinikmati oleh baik warga kota Kupang sendiri maupun para penumpang bus jurusan Kupang-SoE, Kupang-Kefa, Kupang-Atambua hingga tujuan Kupang-Dili.

"Di sepanjang jalan Trans Timor Oesao ini ada beberapa penjual kue cucur juga, biasanya kalau hari libur, banyak sekali orang yang datang beli cucur di sini," kata Mama Itha dibenarkan Tell Tule.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

1. Para penjual Kue Cucur khas Oesao, Timor berusaha dari waktu ke waktu agar jajanan mereka dapat dibeli oleh para pembeli yang datang dari kota Kupang dan penumpang bus Trans Timor. Karena itu mutu atau kualitas kue cucur mereka harus selalu ditingkatkan dari saat ke saat, sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi dan kepuasan batin. Selain itu mesti menjaga agar persaingan atau kompetisi antar penjual kue cucur terjaga dengan baik supaya tidak menimbulkan gejolak di antara mereka.

2. Para pembeli atau penikmat kue cucur khas Oesao baik dari kota Kupang maupun penumpang bus Trans Timor hendaknya turut memperkenalkan kekhasan jajanan kue cucur kepada anggota keluarga atau kenalan sehingga membantu menambah penghasilan bagi ibu-ibu penjual kue cucur di Lapak Oesao.

3. Dengan membeli kue cucur khas Oesao, Anda telah turut membantu menambah penghasilan bagi keluarga-keluarga dan sekaligus meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

4. Datanglah ke Oesao dan Anda akan dipuaskan dengan Kue Cucur khas Oesao dan segelas kopi hitam untuk memuaskan dahaga Anda dalam perjalanan sambil menikmati indahnya panorama Timor sepanjang musim.

"Bae sonde bae tanah Timor lebe bae. Leko ka naleko kue cucur na leko nes."

Atambua: 21.10.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun