Kata Mama Itha, "Untuk satu piring kue cucur berisi sembilan potong cucur dihargai dengan Rp 10.000. Tapi kalau Anda membeli dua piring seharga Rp 20.000, Anda akan mendapatkan tambahan 2 potong cucur menjadi 20 potong."
Itulah teknik pemasaran yang digunakan oleh ibu-ibu penjual kue cucur di Oesao, jalan Trans Timor itu.
Mama Itha menambahkan, "Soal rasa tiada duanya. Dijamin beda dan khas. Sekali Anda mencoba, Anda tidak akan merasa cukup kalau hanya menikmati sepotong kue cucur saja pada setiap sarapan Anda!"
Omzet dan Keuntungan
Tell Tulle, seorang penjual lain di salah satu lapak itu mengatakan, ia bersama anak buahnya terus memasak (menggoreng) kue cucur untuk memenuhi kebutuhan para pembeli.
Setiap hari, kue cucurnya bisa laku 400 hingga 500-an piring. Maka bila dihitung dengan teliti maka omzetnya bisa mencapai Rp 8 sampai 10 juta setiap harinya. Bahkan bila pada musim liburan atau akhir tahun, jualan kue cucurnya bisa meningkat tajam. Sebab ada yang jauh-jauh hari sudah memesan.
Tell Tule telah menghitung dengan saksama omzet dan keuntungan bersih yang diperolehnya setiap hari dari menjual kue cucur itu. Menurut perhitungannya setiap hari dia membutuhkan 10 liter gula air asli; 20 kg tepung beras dan 5 liter minyak goreng.
Harga 1 liter gula air @ Rp 25.000 = Rp 250.000,-
Harga 1 kg tepung beras @ Rp 10.000 = Rp 200.000,-
Harga 1 liter minyak goreng @ Rp 18.000 = Rp 90.000,-
Total pengeluaran untuk sehari Rp 540.000,-
Maka keuntungan yang diperoleh selama satu hari berkisar antara tujuh sampai delapan juta .