Kita berharap sebaliknya, seorang yang 'kutu buku' selalu terlibat dalam pergaulan sehinga dapat menceritakan kembali apa yang dibacanya atau mentransferkan sejumlah pengetahuan yang dibacanya dalam bentuk karya-karya tertentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat kita petik dari kebiasaan atau budaya membaca itu sendiri, yakni: mengembangkan pengetahuan; memperluas wawasan seseorang dalam berpikir dan mengungkapkan pikirannya; meningkatkan kemampuan berpikir kritis; dan mengasah ketrampilan berkomunikasi.
Kiranya dari ke-4 manfaat membaca tersebut setiap orang dapat mengambil salah satu atau semua manfat itu demi kehidupannya. Dengan demikian, menghidupkan budaya atau kebiasaan membaca merupakan tugas dan tanggung jawab kita demi masa depan bangsa, apalagi itu seorang pemimpin atau pejabat negara.
***
Kembali ke akun fufufafa dan budaya literasi yang telah disinggung di bagian depan tulisan ini bahwa seharusnya itu menjadi kampanye kita bersama, yaitu:
1) Â Apapun nama akun yang dimiliki entah itu milik pribadi atau organisasi, sebaik-baiknya dipergunakan untuk menebarkan kebaikan dan budaya kehidupan.Â
Tidaklah dibenarkan menggunakan akun pribadi kita untuk menyerang pihak lain. Akun Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka atau Wakil Presiden terpilih kita hendaknya dibersihkan dari berbagai macam serang menyerang secara negatif.
Karakter seperti ini sama sekali jauh dari seorang bijaksana dan sama sekali tidak mencerminkan seorang yang dapat menjadi pemimpin, palagi pemimpin bagi bangsa yang besar dengan ratusan juta rakyat dengan tradisi wakil presiden seperti Hatta, Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Ma'Ruf Amin.
2) Â Â Budaya Baca telah menjadi budaya dan habitus semua orang terpelajar karena benarlah apa yang selalu dikatakan "Tidak ada orang terpelajar yang tidak pernah membaca. Dan tidak ada orang yang memiliki kebiasaan membaca yang tidak terpelajar". Maka kalau ada seorang pejabat negara yang mengatakan bahwa tidak ada budaya baca dalam keluarganya, itu sebkutuuah kekeliruan.
3) Â Marilah kita mengkampanyekan budaya literasi membaca mulai dari keluarga, sekolah dan di tempat kerja kita untuk membantu pemerintah mensukseskan Budaya Literasi yang sudah dibiasakan mulai dari para misionaris Eropa dulu sebagai penjajah hingga kini di medan Kemerdekaan menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.
4) Â Yakinlah bahwa hanya dengan membaca kita dapat membuka gudang ilmu pengetahuan dan sekaligus membuka jendela dunia.Â