Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Alasan Ini yang Memotivasi Seorang Imam Tetap Berkanjang dalam Panggilan

17 September 2024   11:32 Diperbarui: 17 September 2024   11:34 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam ditengah mitra kerja dan donatur/dok.pribadi

Seorang imam dalam perjalanan panggilannya, selain didukung oleh keluarga dan para sahabat, ada juga tangan-tangan terulur baik yang kelihatan maupun tak kelihatan dari para mitra kerja dan donatur yang semakin menguatkan dia dalam perjalanan panggilan imamatnya.

Demikian pun meskipun ada berbagai macam tantangan yang dihadapi, tetapi berkat kekuatan yang diberikan para mitra kerja dan donatur semakin membuatnya bertahan dan berkanjang dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadanya.

Tangan-tangan terulur itu senantiasa menguatkan sehingga ketika seorang imam berpikir untuk meninggalkan imamatnya, ia  ditegur, disapa dan merasa 'malu' kalau mau meninggalkan imamat, sebab banyak orang ternyata mendoakan dan menyertainya. 

Nah, Itulah 4 (empat) alasan yang menjadi motivasi atau kekuatan bagi seorang imam untuk tetap setia menjalankan tugas imamatnya, tidak kawin dan hidup berkeluarga, demi tugas pewartaan Injil dan pelayanan Sakramen kepada umat.

Sebuah Sharing Pengalaman

Pastor Nikolaus Buku, SVD seorang ipmam dalam kongregasi Serikat Sabda Allah pada hari Senin (16/9/2024) merayakan Misa Syukur Emas dalam Imamat di Maubesi, Kabupaten Timor Tengah Utara. Itu artinya beliau telah menjalani hidup sebagai imam selama 50 tahun yaitu dari tahun 1974 hingga 2024. Dalam usia kelahirannya yang ke-81 ia merayakan 50 tahun menjadi imam Tuhan.

Dalam sharing pengalamannya, Pastor Nikolaus yang hampir seluruh hidup imamatnya diabdikan di Keuskupan Atambua, baik sebagai Pastor Paroki maupun sebagai Ekonom Keuskupan, mengatakan bahwa tanpa kesetiaan Tuhan, dukungan keluarga dan sahabat kenalan, tak mungkin ia berdiri kokoh sebagai imam Tuhan hingga usia yang tidak muda lagi ini.

Syukur kepada Tuhan dan terima kasih bagimu semua. Semoga masih ada banyak imam yang tetap bertahan dalam panggilannya. Demikian pula semakin banyak anak-anak dan orang muda kaum millenial yang mau mendengarkan panggilan Tuhan untuk melayani sebagai Imam. 

Sebab menjadi imam bukan hanya untuk Gereja Katolik, tetapi untuk melayani seluruh masyarakat dan dunia. Terima kasih.

Atambua: 17.09.2024

Sumber:

Adolf Heuken, Ensiklopedi Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun