Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Alasan Ini yang Memotivasi Seorang Imam Tetap Berkanjang dalam Panggilan

17 September 2024   11:32 Diperbarui: 17 September 2024   11:34 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta Emas Imamat P. Niko Buku SVD/dok.pribadi

"Dengan sakramen imamat yang diadakan oleh penetapan Ilahi, seorang beriman diangkat menjadi pelayan-pelayan rohani dengan ditandai oleh meterai yang tak terhapuskan, yakni dikuduskan dan ditugaskan untuk selaku pribadi Kristus Sang Kepala,  menurut tingkatan masing-masing, menggembalakan umat Allah dengan melaksanakan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin" (KHK Kan.1008)

Dalam tulisan ini, penulis hendak mengemukakan alasan-alasan mengapa seseorang merasa terpanggil untuk menjadi imam dalam Gereja Katolik  dan tetap berkanjang dalam panggilannya seumur hidup.

Untuk itu berturut-turut akan disajikan kepada para pembaca dasar-dasar panggilan menjadi imam dalam Gereja Katolik dan selanjutnya 4 (empat) alasan yang memotivasi seseorang untuk tetap berkanjang sebagai imam seumur hidup.

Dan pada akhir tulisan ini, penulis akan membagikan pengalaman konkret seorang imam Tuhan yang merayakan 50 tahun kesetiaannya dalam imamat suci.

Dasar Panggilan Menjadi Imam

Dalam Gereja Katolik dikenal adanya dua macam panggilan. Ada panggilan umum dan ada panggilan khusus. Panggilan umum  (imamat umum) adalah panggilan yang ditujukan kepada semua orang berkat Sakramen Permandian yang diterimanya. 

Sedangkan panggilan khusus (imamat jabatan) yaitu panggilan untuk menjadi imam atau biarawan-biarawati, sebagai suster dan bruder.  Seorang imam atau biarawan- biarawati dipanggil dari antara umat dari tengah-tengah keluarganya untuk melayani dengan lebih sungguh.

Untuk itu mereka tidak kawin dan tidak berkeluarga. Mereka hidup selibat dan menghayati kaul kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan. Para imam menyerahkan diri seutuhnya untuk pelayanan dalam Gereja.

Dasar panggilan menjadi imam berakar pada Alkitab di mana pada zaman Perjanjian Lama para imam dipilih dari keturunan Harun dan Lewi. Dan pada zaman Perjanjian Baru khususnya pada zaman Yesus, Ia memanggil orang-orang tertentu secara khusus supaya ikutserta dalam perutusan-Nya yaitu barisan keduabelas rasul. 

Dari barisan keduabelas rasul itu kemudian diperluas kepada para murid yang terdiri dari orang-orang yang percaya pada pewartaan Yesus dan para rasul. Lalu mereka itu diutus untuk mempresentasikan Yesus sendiri di mana mereka diutus.

"Barang siapa yang mendengar kamu, mendengar Aku" (Luk 10:16).

Selanjutnya Konsili Vatikan II  berusaha mengimbangi pandangan berat sebelah tentang imamat jabatan dalam Gereja Katolik, sebagai akibat pembelaan imamat jabatan itu oleh Konsili Trente (1545-1563) terhadap para Reformator yang menghapuskannya. Para Reformator mengajarkan bahwa imamat para rasul itu berlangsung seutuhnya dalam imamat umum seluruh umat. 

Karena itu para pendeta Protestan menjalankan fungsi imamat umum itu sebagai umat. Sedangkan Imam dalam Gereja Katolik menjalankan tugas yang diterimanya dari Kristus demi umat. Di situlah perbedaannya.

Konstitusi Lumen Gentium 28 dan Dekrit Presbyterorum Ordinis yang dihasilkan dalam Konsili Vatikan II berbicara khusus tentang dasar panggilan dan tugas jabatan seorang imam.

Demikian sebuah penjelasan singkat, kiranya pembaca memahami mengapa ada panggilan khusus menjadi imam dalam Gereja Katolik dan mengapa para imam tidak kawin dan hidup berkeluarga.

4 (empat) Alasan yang Memotivasi Seorang Imam Tetap Berkanjang dalam Imamat

Suatu waktu ketika penulis di kota Gudeg Yogyakarta, ibu kost bertanya kepada saya, "Mas Yosef, kok bisa ya, para romo itu tidak kawin, ya?"

Saya menjawab kepada ibu kost saya, "O bisa bu, kalau orang sungguh-sungguh mau, dan apalagi dikehendaki Allah bu."

Ibu kost saya manggut-manggut "Iya ya..!"

Sesungguhnya ada 5 (lima) alasan yang menjadi motivasi bagi seorang imam atau romo tetap berkanjang dalam imamatnya seumur hidup.

Pertama, Tuhan (Allah) itu setia adanya.

Maksudnya begini, kalau Allah mau memakai seseorang menjadi hamba-Nya atau alat-Nya untuk melayani banyak orang dengan lebih leluasa tanpa halangan, maka bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk1: 37).

Dalam semua agama dan kepercayaan meyakini bahwa Tuhan Allah itu senantiasa setia mendampingi umat-Nya. Biar manusia tidak setia, Allah tetap setia.

Karena kesetiaan Tuhan itulah memampukan seorang anak manusia yang menjalani imamat menjadi setia, karena Tuhan terlebih dahulu setia daripada manusia itu sendiri.

Kedua, Keteguhan Hati Seorang Imam untuk Setia seumur hidup.

Janji suci yang sudah diikrarkan oleh seorang imam menjadikan dia untuk tetap setia menjalani imamat itu. Bagi yang tidak setia pada janji sucinya, maka banyak kali kita mendengar bahwa ada imam yang telah minggat dari imamat. Itu sesuatu yang manusiawi.

Akan tetapi bagi yang betul-betul menghayati kaul atau selibat yang telah diikrarkan, ia tidak akan dengan gampang melepaskan imamatnya itu.

Jadi untuk tetap setia berkanjang dalam imamat, seorang imam tentu saja harus teguh hatinya untuk mengatakan bahwa sekali setia, tetap setia!

Dan itu tidak hanya dikatakan dibibir saja, tetapi harus nyata dalam perbuatan. Supaya ia tetap setia di jalan panggilan, maka ia harus selalu mendekatkan diri dengan Tuhan dalam doa dan kurban.

Imam dan dukungan keluarga/ dok. pribadi
Imam dan dukungan keluarga/ dok. pribadi

Ketiga, Dukungan dari Seluruh Keluarga besar dan para Sahabat

Sebagai manusia, seorang imam tetaplah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pada itu, tentu ia selalu membutuhkan dukungan dari  keluarga besar dan para sahabatnya.

Tanpa dukungan dari keluarga, seorang imam akan tetap rapuh sebagai manusia. Karena itu sejak hari pertama ia ditahbiskan menjadi imam, sejak saat itulah ia selalu mendambakan dukungan dari keluarga dan para sahabat supaya ia tetap berkanjang dalam imamat.

Dukungan dari keluarga besar dan para sahabat, bukan hanya dalam bentuk materi, tetatpi yang terutama adalah dukungan berupa nasehat ketika seorang imam berjalan salah atau keluar dari koridor imamat, dan yang paling penting adalah mendoakan para imam.

Paus Fransiskus sendiri dalam setiap perjumpaan dengan umat di mana saja berada, ia selalu meminta "Doakanlah saya!" 

Rm. Dr. Maxi Un Bria, Pr  dalam Pos-Kupang.com mengatakan, "Ketika menyalami dan mengecup tangan Bapak Paus Fransiskus, ia berbisik "Pray for me": Doakanlah saya.

Doa itu kekuatan untuk mendapatkan rahmat yang dibutuhkan dalam hidup.

Imam ditengah mitra kerja dan donatur/dok.pribadi
Imam ditengah mitra kerja dan donatur/dok.pribadi

Keempat, Adanya Tangan-tangan terulur dari para Mitra Kerja dan Donatur

Seorang imam dalam perjalanan panggilannya, selain didukung oleh keluarga dan para sahabat, ada juga tangan-tangan terulur baik yang kelihatan maupun tak kelihatan dari para mitra kerja dan donatur yang semakin menguatkan dia dalam perjalanan panggilan imamatnya.

Demikian pun meskipun ada berbagai macam tantangan yang dihadapi, tetapi berkat kekuatan yang diberikan para mitra kerja dan donatur semakin membuatnya bertahan dan berkanjang dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadanya.

Tangan-tangan terulur itu senantiasa menguatkan sehingga ketika seorang imam berpikir untuk meninggalkan imamatnya, ia  ditegur, disapa dan merasa 'malu' kalau mau meninggalkan imamat, sebab banyak orang ternyata mendoakan dan menyertainya. 

Nah, Itulah 4 (empat) alasan yang menjadi motivasi atau kekuatan bagi seorang imam untuk tetap setia menjalankan tugas imamatnya, tidak kawin dan hidup berkeluarga, demi tugas pewartaan Injil dan pelayanan Sakramen kepada umat.

Sebuah Sharing Pengalaman

Pastor Nikolaus Buku, SVD seorang ipmam dalam kongregasi Serikat Sabda Allah pada hari Senin (16/9/2024) merayakan Misa Syukur Emas dalam Imamat di Maubesi, Kabupaten Timor Tengah Utara. Itu artinya beliau telah menjalani hidup sebagai imam selama 50 tahun yaitu dari tahun 1974 hingga 2024. Dalam usia kelahirannya yang ke-81 ia merayakan 50 tahun menjadi imam Tuhan.

Dalam sharing pengalamannya, Pastor Nikolaus yang hampir seluruh hidup imamatnya diabdikan di Keuskupan Atambua, baik sebagai Pastor Paroki maupun sebagai Ekonom Keuskupan, mengatakan bahwa tanpa kesetiaan Tuhan, dukungan keluarga dan sahabat kenalan, tak mungkin ia berdiri kokoh sebagai imam Tuhan hingga usia yang tidak muda lagi ini.

Syukur kepada Tuhan dan terima kasih bagimu semua. Semoga masih ada banyak imam yang tetap bertahan dalam panggilannya. Demikian pula semakin banyak anak-anak dan orang muda kaum millenial yang mau mendengarkan panggilan Tuhan untuk melayani sebagai Imam. 

Sebab menjadi imam bukan hanya untuk Gereja Katolik, tetapi untuk melayani seluruh masyarakat dan dunia. Terima kasih.

Atambua: 17.09.2024

Sumber:

Adolf Heuken, Ensiklopedi Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2004

https://kupang-tribunnews-com.cdn.ampproject.org/v/s/kupang.tribunnews.com/amp/2024/09/06/opini-paus-fransiskus-doakanlah-saya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun