Tidak akan ada orang yang memetik tanpa terlebih dahulu menanam. Karena itu semua orang diperintahkan oleh Tuhan sendiri untuk menanam supaya pada waktunya dapat memetik hasilnya.Â
Karena hanya dengan melakukan aktus menanam pada akhirnya kita dapat memetik buah dari pekerjaan kita sendiri. Hasil dari menanam dapat dinikmati bukan hanya diri sendiri, tetapi seluruh keluarga, dan banyak orang lain.
Alasan keempat, menanam demi masa depan anak cucu umat manusia
Coba bayangkan apa yang sedang atau sudah ditanam, kelak anak cucu kita dapat menikmatinya. Tetapi apabila kita tidak menanam mulai sekarang, kelak anak-cucu kita tidak pernah menikmati apa yang orang lain nikmati.
Bahkan anak cucu kita kelak akan malu memiliki orang tua dan leluhur yang tidak pernah menanam. Orang yang tidak menanam akan menjadi buah bibir negatif bagi mereka yang pernah menanam semasa hidupnya. Maka marilah kita mulai menanam supaya kelak kita menjadi buah bibir yang baik karena apa yang kita tanam sudah dituai oleh anak cucu kita.
Alasan kelima, kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang, kapan lagi.
Bapak Gubernur NTT mulai dari El Tari, juga pada zaman Gubernur Ben Mboy, perintah menanam pada setiap jengkal tanah itu wajib. Bahkan Gubernur NTT Ben Mboy mengatakan, kalau bukan sekarang kapan lagi, dan kalau bukan kita siapa lagi? Jangan lagi menunda-nunda kesempatan karena kesempatan hanya datang satu kali.Â
Kesimpulan
Dengan dan melalui itu baik El Tari, Ben Mboy, Mgr. Dominikus Saku, maupun Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur, dan umat Keuskupan Atambua untuk mewujudkan panggilan Allah untuk melestarikan bumi rumah kita bersama dengan cara menanam, dan menanam pohon demi kehidupan dan masa depan bumi yang lebih baik.
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini menjadi daya dorong dan sekaligu pemantik untuk memantik banyak orang untuk melakukan aktus yang kecil dan sederhana namun berdaya guna demi masa depan banyak umat manusia. Dari gerakan kecil dan sederhana bisa menyelamatkan banyak jiwa dari kepanasan akibat cuaca ekstrem.
Salam SATU HATI TUNTASKAN!
Atambua, 04.09.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H