Sekarang yang menjadi soal bagi kita adalah Mengapa orang mesti menanam? Bukankah sekarang saatnya bagi kita untuk menikmati hasil dari apa yang pernah mereka tanam pada waktu itu?
Apakah sebabnya semua orang diperintahkan untuk menanam dan menanam? Bukankah ada orang yang bertugas untuk menabam dan yang lain menikmati saja?
Terhadap beraneka persoalan dan pertanyaan tersebut, setidak-tidaknya ada 5 (lima) alasan mengapa kita perlu melakukan gerakan atau aktivitas menanam.
Alasan pertama, Bumi rumah kita bersama telah hancur oleh ulah manusia sendiri
Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengajak umat manusia untuk pertama-tama membayangkan sumber daya bumi kita yang kaya raya, dan selanjutnya melihat kenyataan adanya berbagai bencana banjir dan tanah longsor akibat eksploitasi hutan oleh manusia sendiri.
Menurut Paus Fransiskus, hanya dengan satu bumi, Allah memberi kehidupan yang memadai kepada segala makhluk lebih dari 2,5 juta tahun dan proses alam semesta selama miliaran tahun.Â
Hanya melalui proses perubahan chaos menjadi kosmos secara mengagumkan, maka muncullah planet-planet bertakhta di atas cakrawala nan luas dengan dinamika dan daya kekuatan yang dashyat, manusia dengan tenang dan enteng menikmati hidup di atas planet bumi ini.
Namun ketamakan akibat sikap hidup konsumeristik telah mengubah semuanya. Krisis lingkungan terus terjadi. Berbagai limbah plastik, polusi air, udara dan tanah sungguh marak terjadi. Akibat ulah itu dunia menjadi hancur berantakan.Â
Maka melalui Laudato Si, Paus Fransiskus sendiri mengajak semua umat manusia untuk melakukan gerakan tanam-tanam dan tanam kembali untuk menciptakan lingkungan hidup dan demi menyelamatkan bumi rumah kita bersama dari kehancuran akibat ulah manusia sendiri.
Alasan kedua, menanam demi pertobatan ekologis
Pada bagian pertama ensiklik yang dikeluarkan pada 18 Juni 2015 itu, Paus meminta seluruh umat manusia untuk mengupayakan pendidikan dan pertobatan ekologis.
Dibutuhkan transformasi mental agar kita mampu merawat kembali kehidupan dan segenap ciptaan melalui aksi konkret yaitu menanam pohon demi kehidupan manusia anak cucu Adam di bumi ini.
Jadi aktus menanam dan menanam itu sendiri merupakan bukti pertobatan ekologis. Jangan bilang sudah bertobat, kalau belum mulai menanam pohon mulai dari pekarangan rumah sendiri, mulai dari yang sederhana di polibag, dan mulai dari sekarang. Jangan ditunda-tunda lagi!